"Sayangnya, saya percaya bahwa pada tahap ini, sebuah negosiasi perdamaian tidak mungkin. Kedua belah pihak yakin mereka bisa menang," kata dia.
Guterres yang mengunjungi Spanyol untuk menerima penghargaan Charles V European Award, berkata kepada El Pais bahwa PBB sedang fokus kepada perundingan dengan Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah-masalah mendesak seperti memperpanjang perjanjian gandum Laut Hitam yang akan berakhir pada 18 Mei.
"Saat ini, saya tidak melihat kemungkinan untuk segera mencapai gencatan senjata yang menyeluruh, negosiasi perdamaian," kata dia.
Pasukan Rusia kembali menyerang Ukraina pada Selasa terutama di ibu kota Kyiv, saat Rusia memperingati hari kekalahan Nazi Jerman pada 1945, kata para pejabat.
Baca juga: Ukraina punya pilihan lain jika perjanjian ekspor gandum berakhir
Dalam serangan tersebut, Angkatan Udara Ukraina berhasil menghancurkan 23 dari 25 rudal yang ditembakkan.
Serangan kelima pada Mei tersebut terjadi sehari setelah Rusia mengerahkan armada drone terbesarnya dalam beberapa bulan terakhir untuk menyerang Kyiv dan Odesa dan menembaki kota-kota lainnya di tengah upaya Ukraina mempersiapkan serangan balasan besar-besaran.
Ketika ditanya mengenai upaya mediasi yang dilakukan China dan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula, Guterres menandaskan perdamaian konflik Rusia-Ukraina belum bisa tercapai saat ini dan berharap perdamaian itu kelak tercapai.
Dia juga memuji sikap Beijing yang menganggap perang berubah menjadi perang nuklir sebagai "tidak dapat diterima". Menurut dia, sembari menekankan bahwa penting menghindari godaan yang absurd.
Ketegangan berkaitan senjata nuklir membesar sejak invasi Rusia ketika saat bersamaan Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali memperingatkan bahwa, jika diperlukan, Rusia siap menggunakan persenjataan nuklir miliknya untuk melindungi kesatuan wilayahnya.
Baca juga: Ukraina sebut Rusia telah hentikan perjanjian biji-bijian Laut Hitam
Sumber: Reuters
Penerjemah: Raka Adji
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023