"Kami minta warga tetap waspada banjir dan longsor."
Lebak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, mencatat sebanyak 17 rumah warga di daerah itu roboh akibat diterjang angin kencang dan longsor, terutama di perbukitan dan daerah aliran sungai.
"Semua warga korban longsor mengungsi ke rumah saudara maupun tetangga yang selamat dari bencana alam," kata Petugas Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Setiawan, di Rangkasbitung, Senin.
Setiawan menyebutkan, saat ini jumlah sementara korban bencana alam tersebut berdasarkan laporan petugas dan relawan tercatat 17 rumah roboh, 121 rumah rusak berat, dan 130 rusak ringan akibat ditimpa longsoran tanah.
Bencana longsoran tersebut, dikemukakannya, juga mengakibatkan dua warga meninggal terkena rerentuhan rumah.
Kedua korban yang meninggal dunia itu bernama Atja (50) warga Desa Girimukti Kecamatan Cilograng dan Dadang (35) warga Desa Kujangsari Kecamatan Cibeber.
Selain itu, ia juga mengemukakan, sebanyak 7.450 rumah kebanjiran di 11 lokasi dan enam jembatan rusak berat.
Bencana alam pada awal 2012, dinilainya, masuk terbesar di Provinsi Banten karena menelan korban jiwa.
"Kami berharap warga tetap waspada longsor susulan, terlebih intensitas curah hujan relatif tinggi selama beberapa hari terakhir," katanya.
Ia menyebutkan, bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lebak tersebar di 23 kecamatan dengan titik lokasi 191 dan 86 desa/kelurahan, antara lain Rangkasbitung, Bojongmanik, Kalanganyar, Cimarga, Leuwidamar, Cibadak, Banjarsari, Lebak Gedong, Panggarangan dan Wanasalam.
Bencana itu, menurut dia, juga terjadi di Kecamatan Gunungkencana, Cilograng, Muncang, Cikulur, Sobang, Cibeber, Sajira, Maja, Curugbitung, Cijaku, Cigemblong, Cirinten dan Cipanas karena terdapat aliran sungai juga perbukitan dan pegunungan.
"Kami minta warga tetap waspada banjir dan longsor," ujarnya.
Oleh karena, ia menyatakan, di daerah itu merupakan langganan bencana banjir dan longsor karena terdapat aliran sungai juga topograpinya perbukitan.
"Saya kira warga meningkatkan waspada jika hujan terus menerus sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Muncang di Kabupaten Lebak, Nayadi, mengimbau warga yang tinggal di dua lokasi, Desa Pasir Eurih dan Pasir Nangka, yang memiliki penduduk berjumlah ribuan jiwa senantiasa waspada terhadap longsor.
Saat ini, kata dia, permukiman warga sangat berpotensi longsoran, sebab kondisi tanah sudah terbelah-belah.
Pemerintah kecamatan setempat terus melakukan imbauan kewaspadaan agar masyarakat siap siaga untuk mengantisipasi bencana tersebut, dan menghindari korban jiwa.
"Kami minta warga yang tinggal di dua desa itu waspada untuk menghindari korban jiwa," katanya menambahkan.
(U.KR-MSR/I006)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013