Bogor, (ANTARA News) - Ikhtiar untuk mengenalkan serta menginformasikan kepada anak-anak pentingnya hutan dan taman nasional (TN) sebagai habitat semua makluk hidup, sehingga harus dijaga kelestariannya demi kesinambungan makhluk hidup itu sendiri, mulai digagas oleh Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI)-NGO Movement melalui metode permainan dan mendongeng (story telling) di Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Jurubicara PILI-NGO Movement, Eka Muliawati Putri dan Evi Indraswati kepada ANTARA di Bogor, Rabu (7/6) menjelaskan bahwa kegiatan bertajuk "Anak-anak Belajar Bersama Mengenal Taman Nasional di Indonesia" yang dikaitkan dalam rangka Hari Lingkungan se-Dunia 2006 itu berjalan cukup sukses, diikuti ratusan siswa TK dan SD se-Jabodetabek pada hari Minggu (4/6).
PILI-NGO Movement, adalah sebuah yayasan yang bergerak untuk isu kawasan konservasi baik dalam penyediaan informasi dan fasilitasi pengelolaan kawasan, dan memprakarsai kegiatan itu bersama elemen lain seperti Faber Castell, penerbit Gramedia Pustaka Utama, JICA, WWF, PIKA, TNC, OFI dan pendukung lainnya.
Para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang hadir kemudian belajar bersama mengenal TN di Indonesia melalui aktivitas seperti lomba mewarnai, lomba menggambar, pemutaran film, "story telling" (mendongeng) dan pameran tentang TN.
Menurut Eka, kegiatan lomba mewarnai dan menggambar bertujuan untuk mengenalkan secara visual kepada anak-anak SD maupun TK tentang apa itu taman nasional, apalagi saat ini sekurangnya ada 50 Taman Nasional yang tersebar luas di Indonesia.
Salah satu pokok kegiatan mengenal TN adalah menginformasikan sejak dini kepada generasi penerus tentang pentingnya menjaga hutan sebagai habitat semua makluk hidup. "Apalagi hutan yang termasuk dalam kategori dilindungi oleh pemerintah," katanya.
Informasi mengenai perlunya perlindungan TN dijelaskan secara singkat melalui "talk show" setelah sebelumnya ada pemutaran film.
Begitu juga dengan gambaran mengenai TN, disampaikan melalui pameran mengenai TN yang akan diikuti oleh beberapa instansi seperti Pusat Informasi Konservasi Alam (PIKA), WWF TN Sebangau, TNC-CTC, JICA dan TN Gunung Halimun, TN Kerinci Seblat, TN Gunung Leuser dan lainnya.
Khusus mengenai acara mendongeng, dijelaskan oleh Evi Indraswati bahwa anak-anak mendapatkan cerita yang diambil dari buku dengan judul "Gara-Gara Si Munyuk" terbitan Gramedia Pustaka Utama yang bercerita tentang petualangan dua anak kecil bernama Buana dan Emma berkeliling TN Tanjung Puting.
"Bagaimana menariknya petualangan mereka dengan bertemu berbagai macam hewan dan lebatnya pepohonan di dalam TN Tanjung Puting, kita harapkan anak-anak yang mengikuti lomba maupun masyarakat umum mempunyai gambaran umum dan kesadaran untuk perlunya melestarikan hutan sebagai surga hewan dan tumbuhan, yang nantinya banyak memberikan manfaat bagi manusia di sekitar taman nasional maupun kita semua," katanya.
Disamping itu, juga disampaikan semangat tentang perlunya masyarakat sekitar TN memanfaatkan lahan di sekitar kawasan dan bagaimana indahnya hubungan keseimbangan antara sesama makhluk Tuhan yaitu hewan, tumbuhan dan juga manusia.
Ia mengemukakan bahwa respon tentang kelestarian lingkungan masih sangat kurang, baik dari dukungan pemerintah maupun masyarakat umum, apalagi untuk menyelamatkan lingkungan sekitar hutan, bahkan habitat hutan pun wajib dilindungi seperti keberadaan TN.
"Informasi tentang hutan dan manfaat hutan belum sepenuhnya sampai ke masyarakat umum, terlebih hutan dilindungi seperti taman nasional. Sungguh sayang kalau 50 Taman Nasional yang kita miliki harus rusak dan tidak bisa memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup kita, sehingga dengan cara memberikan pendidikan sejak dini itulah kita berharap akan memberikan cukup warisan sejak awal sehingga timbul kesadaran kuat untuk terus menjaga lingkungan hidup," katanya.(*)
Copyright © ANTARA 2006