Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya 14 prajurit Pakistan tewas dan 25 lain cedera Minggu ketika konvoi militer menghantam bom di daerah suku yang berbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat.
Ledakan bom rakitan itu terjadi di desa Dosali di Waziristan Utara, sebuah daerah suku yang dilanda kekerasan dan disebut-sebut sebagai sarang Taliban dan militan yang terkait dengan Al Qaida, kata seorang pejabat militer senior, lapor AFP.
"Sedikitnya 14 prajurit mati syahid dan 25 lain cedera dalam (ledakan) bom rakitan," katanya mengenai serangan itu, yang telah dikonfirmasi oleh pejabat-pejabat keamanan setempat.
Seluruh prajurit yang tewas berada di dalam satu truk dan mereka yang cedera di kendaraan-kendaraan di belakangnya, tambah perwira itu.
Penduduk setempat mengatakan, helikopter meriam militer tiba di lokasi kejadian setelah serangan itu.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung atas pemboman tersebut, namun Taliban sering menyerang pasukan keamanan di daerah itu.
Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013