Salah satu pemilik peternakan ayam petelur Dani Uluf Suwanda di Kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa mengatakan kenaikan harga telur ayam di tingkat peternak tersebut salah satunya disebabkan mahalnya pakan ayam berupa jagung.
"Harga masih mahal, mungkin dikarenakan peternaknya (populasi ayam petelur) berkurang saat ini. Belum lagi harga pakan dan bahan baku mahal," kata Dani.
Dani menjelaskan, harga telur ayam saat ini berada pada kisaran harga Rp25 ribu hingga Rp26 ribu per kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan cukup tinggi jika dibandingkan pada saat periode akhir Ramadhan atau pada pertengahan April 2023.
Menurut dia, pada akhir bulan puasa atau Ramadhan, harga telur ayam pada tingkat peternak berada pada kisaran Rp22 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram. Dengan tingginya harga komoditas tersebut, dikhawatirkan permintaan juga menurun.
"Harga telur di tingkat peternak saat ini berkisar Rp25 ribu. Saat ini harga masih tinggi," katanya.
Ia menambahkan, harga pakan ayam petelur berupa jagung saat ini mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp4.200 per kilogram, menjadi Rp5.500 per kilogram. Kenaikan harga pakan ayam petelur tersebut merupakan salah satu penyebab tingginya harga telur ayam pascaLebaran.
"Harga masih tinggi, karena harga pakan masih naik. Belum lagi harga jagung juga masih tinggi," katanya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata telur ayam di sejumlah pasar yang dipantau di wilayah Kota Malang, berada pada kisaran Rp27.417 per kilogram.
Harga saat ini, lebih tinggi jika dibandingkan pada periode satu minggu sebelum perayaan Hari Raya Idul Fitri yang tercatat sebesar Rp26.917 per kilogram. Sementara harga tertinggi selama Ramadhan, tercatat terjadi pada awal bulan puasa yang mencapai Rp28.667 per kilogram.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023