Jalan sudah tidak tergenang sejak Sabtu (12/1), sedangkan pada minggu (13/1) sebagian penduduk yang semula tinggal di tenda-tenda pengungsi di sisi jalan tol sudah kembali ke rumah masing-masing,"

Serang (ANTARA News) - Lalulintas tol Tangerang - Merak khususnya kilometer 57 - 59 yang sejak Kamis (10/1) putus akibat meluapnya sungai Ciujung kini sudah kembali normal.

"Jalan sudah tidak tergenang sejak Sabtu (12/1), sedangkan pada minggu (13/1) sebagian penduduk yang semula tinggal di tenda-tenda pengungsi di sisi jalan tol sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandala Sakti, Indah Permana Sari saat dihubungi, Minggu.

Indah mengatakan, debit air di bendung Pamarayan pada pukul 06.00 WIB Sabtu (12/1) sudah menurun hingga mencapai 596 meter kubik per detik (kondisi normal diantara 300 meter kubik per detik).

Meski jalan tol sudah surut sampai dengan pukul 8.40 WIB Minggu (13/1) sebanyak 47 rumah penduduk masih tergenang air setinggi paha orang dewasa.

Terdapat lima tenda di pinggir jalan tol yang belum dibongkar pengungsi, namun di kilometer 57 seluruh pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sedangkan untuk dapur umum juga sudah dicabut, tenda posko tetap berdiri dikendalikan oleh Danramil Kragilan dan Kepala Desa Undar Andir, berikut Posko kesehatan PT Marga Mandala Sakti dan PMI masih berdiri.

Dampak dari beroperasinya kembali Tol Tangerang - Merak kini terjadi antrian di gerbang tol Merak berasal dari kendaraan yang akan menyeberang ke Bakauheni Provinsi Lampung, kata Indah.

Kapal yang beroperasi sebanyak 26 unit yang dilayani melalui lima dermaga, kalau semula antrian mencapai kilometer 90 maka kini sudah jauh berkurang di kilometer 95.

Posko Lalu Lintas didirikan di pertigaan Gerem setelah gerbang tol Merak, secara keseluruhan situasi secara aman dan terkendali, ungkap Indah.

Bencana Banjir di Desa Undar-Andir, Kabupaten Serang Banten disebabkan meningkatnya debit air di Bendung Pamarayan yang mencapai 2.600 meter kubik per detik pada Kamis (10/1) mengakibatkan meluapnya air Sungai Ciujung yang mencapai ketinggian maksimum 150 centimeter dengan status siaga merah (bahaya) di pemukiman warga dan jalan tol.

Sebagai langkah pemulihan, telah dilakukan pembersihan jalan tol oleh sejumlah petugas terhadap sampah-sampah dari tanaman sawah seperti eceng gondok dan padi.

Untuk itu, dikerahkan sejumlah alat untuk mempercepat proses pengangkutan sampah. Warga setempat juga ikut berpartisipasi membersihkan jalan tol.

"Penanganan banjir yang berjalan dengan baik ini merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan workshop dan simulasi penanggulangan banjir sungai Ciujung pada 19 Desember 2012 lalu," kata Direktur Teknik dan Operasi MMS Sunarto Sastrowiyoto.

Dia mengatakan, workshop dan simulasi yang kemudian dibuat dan diimplementasikan ke dalam Standar Operational Prosedure (SOP) penanganan banjir ini melibatkan seluruh pihak maupun instansi terkait di Provinsi Banten sehingga makin meningkatkan koordinasi yang baik antara MMS, instansi terkait, dan masyarakat sekitar.

(G001/Z003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013