Sayangnya, pertumbuhan bisnis aviasi dan industri penerbangan belum benar-benar pulih, apalagi kita tahu masih ada isu geopolitik yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak dunia.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melihat industri penerbangan yang mulai bangkit kembali dari efek pandemi COVID-19 merupakan momentum yang baik untuk mempersiapkan bisnis aviasi dalam memenuhi tren industri penerbangan pada era pascapandemi.
Vice President Aviaton Fuel Business PT Pertamina Patra Niaga, Yosep Iswadi mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan hal yang positif mengingat industri penerbangan dan bisnis aviasi adalah sektor krusial bagi pertumbuhan ekonomi.“Sayangnya, pertumbuhan bisnis aviasi dan industri penerbangan belum benar-benar pulih, apalagi kita tahu masih ada isu geopolitik yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak dunia,” jelas Yosep dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga tutup Satgas Ramadhan dan Idul Fitri 2023
Oleh karena itu, lanjut Yosep, untuk mempersiapkan bisnis aviasi menghadapi tantangan ke depan, pihaknya telah menggelar Pertamina Aviation Global Summit dengan tema the Future of Aviation Industry pada 4-6 Mei 2023 di Bali, yang membahas bagaimana pertumbuhan industri aviasi ke depan.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution yang turut hadir dalam Pertamina Aviation Global Summit, bisnis aviasi akan terus dimaksimalkan mengingat Pertamina Patra Niaga melayani lebih dari 70 bandara di Indonesia serta beberapa lokasi di luar negeri.
“Langkah yang kami ambil saat ini adalah fokus kepada memaksimalkan layanan avtur serta membangun kolaborasi dengan berbagai mitra strategis,” lanjut Alfian.
Langkah kolaborasi ini pun turut terjalin dalam Pertamina Aviation Global Summit 2023 dengan ditandatanganinya kerja sama antara Pertamina Patra Niaga dengan PTT Oil & Retail untuk penyediaan avtur bagi maskapai Garuda Indonesia dan Singapore Airlines di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga siap pasok energi dukung kelancaran KTT ASEAN
Kerja sama lain yang turut terjalin adalah penyediaan avtur bagi maskapai Garuda Indonesia di Bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan, yang disepakati antara Pertamina Patra Niaga dengan SK Energy.
“Ini adalah langkah Pertamina Patra Niaga dalam menjawab tantangan dan tren bisnis aviasi ke depan. Komitmen kami adalah untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan bisnis aviasi Pertamina agar dapat memenuhi kebutuhan industri penerbangan ini,” tukas Alfian.
Pertamina Aviation Global Summit kali ini diisi dengan diskusi dari beberapa narasumber seperti General Manager China Southern Airlines, Jackin Chu, Vice President dari PTT Oil & Retail, Chaipruet Watchareecupt, dan Direktur S&P Global, Dexter Wang. Seluruh panelis sepakat bahwa memang saat ini industri penerbangan dan bisnis aviasi memperlihatkan tren yang positif, tapi bukan berarti sudah kembali seperti normal sebelum pandemi.
“Di Asia, permintaan bahan bakar aviasi atau jetfuel masih cenderung lebih rendah daripada regional lain di dunia. Jika dilihat dari angle produk, jetfuel juga paling rendah permintaannya, hanya sekitar 5-10% dibandingkan produk minyak lain seperti gasoline dan LPG,” jelas Dexter Wang.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023