...melestarikan kedaulatan dan kesatuan wilayahnya."
Ghadames, Libya (ANTARA News) - Para perdana menteri Libya, Aljazair dan Tunisia Sabtu memutuskan untuk memperkuat keamanan perbatasan dan pasukan gabungan mengatasi tantangan regional termasuk terorisme, perdagangan senjata dan kejahatan terorganisir.

Keputusan itu diambil oleh Perdana Menteri Libya Ali Zeidan, Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal dan Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali selama bertemu di oasis Libya selatan Ghadames, lapor AFP.

Mereka berjanji dalam rencana 11-pasal untuk "membuat pos pemeriksaan perbatasan umum dan mengintensifkan kerja sama di bidang keamanan melalui patroli bersama," dan bersumpah untuk juga mengatasi kejahatan terorganisir dan terorisme.

Para perdana menteri juga membahas krisis di Mali, yang berbatasan dengan Aljazair dan di mana tentara siap untuk merebut kembali sebuah kota kunci dari kelompok Islamis yang mengancam untuk bergerak maju ke ibu kota setelah Prancis mengirim angkatan udara.

"Hal ini diperlukan untuk menemukan solusi politik guna mengatasi krisis ini dengan meningkatkan dialog antara pihak-pihak yang berbeda di Mali demi melestarikan kedaulatan dan kesatuan wilayahnya," kata mereka dalam satu pernyataan bersama.

Perdana menteri Libya mengatakan kepada wartawan, situasi "di Mali telah membuat perlu bagi kita untuk bertemu dalam rangka mencegah dan mengatasi konsekuensinya."

Hal ini membutuhkan "koordinasi erat antara militer dan dinas intelijen kami untuk mencegah sesuatu yang mungkin mempengaruhi keamanan kami, pergerakan orang, perdagangan senjata dan narkoba, terorisme serta perdagangan manusia," katanya.

Berwenang Libya pada Desember memutuskan untuk menutup perbatasan negara itu dengan Aljazair, Niger, Chad dan Sudan, menetapkan wilayah sekatan yang kaya minyak sebagai zona militer, dalam sebuah langkah yang dilihat oleh para analis sebagai respon terhadap krisis di Mali.

Meskipun Libya tidak berbagi perbatasan dengan Mali, namun hal itu telah berpengaruh buruk dengan limpahan senjata dan pejuang, baik Tuareg dan kelompok Islam, yang menyertai pemberontakan 2011 yang menggulingkan diktator Moamer Kadhafi.

Dengan pemerintah Afrika Barat sekarang mendorong untuk intervensi mengusir kelompok jihad dari Mali utara, Libya dan negara-negara tetangganya, khususnya Aljazair, takut bahwa para pejuang dan senjata mereka akan mengalir kembali ke utara melintasi Sahara. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013