Senang rasanya melihat para gadis itu tumbuh dan menjadi model yang lebih baik."
Jakarta (ANTARA News) - Model Nadya Hutagalung mengaku mengalami sedikit kesulitan saat menjadi juri panel dalam acara "Asia's Next Top Model".
Kesulitan itu datang karena model yang berasal dari berbagai negara di Asia itu memiliki kelebihan masing-masing.
"Semua kontestan sangat mau menang. Sebagai juri, melihat para model cantik ini sangat sulit," ceritanya.
Dalam AsiasNTM, para kontestan tidak hanya dinilai dari kecantikannya.
"Tapi juga progres. Dari awal sampai akhir acara mereka harus bisa grow," kata Nadya Hutagalung saat di acara "Style Renewal: Makeover ala Top Model".
Dalam ajang itu, ia berharap para kontestan model dapat belajar dan mampu menjadi model yang lebih baik.
Perilaku para model masuk ke dalam penilaian, juga kemampuan mereka untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Nadya pun mengaku, karena jumlah kontestan semakin sedikit, ia semakin dekat dengan mereka. Ia meminta para model untuk menceritakan kejadian-kejadian yang mereka alami.
"Kayak anak sendiri," katanya.
Di AsiasNTM, Nadya menjadi juri bersama fotografer Todd Anthony Tyler, Daniel Boey (fashion director), dan Joey Mead King.
Untuk menjadi juri di acara bergengsi ini, Nadya mengaku mengikuti casting yang diminta oleh produser acara tersebut.
"Jadi saya ikut casting untuk 'Asia's Next Top Model' bersama rekan-rekan lainnya yang sangat berbakat," ceritanya.
Hal yang paling disukainya dari menjadi juri di acara ini adalah melihat perkembangan para kontestan.
"Senang rasanya melihat para gadis itu tumbuh dan menjadi model yang lebih baik," ceritanya.
Lain lagi dengan rekan Nadya, Todd Anthony Tyler yang juga hadir di acara itu. Tyler mengaku acara ini berbeda dengan franchise di negara lainnya.
Di AsiasNTM, ia dapat melihat keberagaman dari berbagai negara di Asia.
"Model-model cantik dan tempat-tempat yang indah setiap hari," katanya. (nta)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013