Surabaya6 (ANTARA News) - Kapal selam KRI Cakra-401 milik TNI AL yang baru selesai diperbaiki di galangan kapal Korea Selatan kini mulai diujicoba keandalannya, khususnya senjata torpedo yang berharga Rp2 miliar untuk satu unit. "Beberapa waktu lalu ujicoba itu dilakukan di perairan Pulau Bawean, Gresik, Jatim, dan hasilnya sangat bagus atau sesuai dengan rencana," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, kepada ANTARA di Surabaya, Rabu. Ia menjelaskan ujicoba Torpedo Sut pada waktu dinihari itu tidak menggunakan hulu ledak dan disimulasikan yang menjadi sasaran adalah KRI Nala-363, salah kapal perang atas permukaan air milik TNI AL. "Waktu itu KRI Nala sedang berlayar dengan kecepatan sekitar 18 knot dan KRI Cakra berlayar di bawah air dengan kedalaman sekitar 20 meter dan jaraknya dengan KRI Nala sekitar delapan kilometer," katanya. Menurut Kadispen, setelah dilakukan penembakan dan mengenai sasaran, selongsong torpedo itu kemudian diambil kembali dengan melibatkan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim. Selongsong itu masih bisa dimanfaatkan kembali untuk senjata KRI Cakra. KRI Cakra tiba di Surabaya 21 April 2006 disambut oleh Kasal Laksamana TNI Slamet Soebijanto. Kapal eks Jerman Timur buatan 1977 diperbaiki di Galangan Daewoo Heavy Industry, Korea Selatan, sejak 19 Mei 2004. Kapal itu mengalami perbaikan total mulai dari fisik, sistem navigasi hingga sistem persenjataan. Kapal tipe U-209 bermesin diesel buatan Kiel, Jerman, itu usianya kini mendekati 30 tahun. Kapal selam merupakan perang yang cukup ditakuti oleh musuh dan Indonesia pernah memiliki kekuatan kapal perang yang disegani karena memiliki 24 kapal selam buatan Uni Soviet di era pemerintahan Presiden Soekarno. (*)
Copyright © ANTARA 2006