Anak kambing yang lahir bermata satu itu telah mati.
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, anak kambing lahir bermata satu yang menghebohkan warga Desa Pandan Indah, Kecamatan Praya Barat Daya terjadi karena faktor kurang asupan makanan atau gizi pada induknya.
"Anak kambing yang lahir bermata satu itu telah mati," kata Kepala Distan Kabupaten Lombok Tengah Taufikurrahman, di Praya, Senin.
Ia mengatakan, fenomena kelahiran anak kambing bermata satu kalau melihat dari kondisi seperti ini, menurut ilmu kedokteran hewan artinya terjadi kegagalan pembentukan organ dalam fase pembentukan embrio (kambing).
"Proses pembentukan embrio pada kehamilan induk anak kambing yang gagal," katanya lagi.
Hal itu ditunjukkan dari kondisi organ mata yang tidak lengkap, karena anak kambing yang lahir normal biasanya memiliki dua mata.
"Adapun hal yang mempengaruhi pembentukan embrio atau janin adalah faktor genetik dan faktor lingkungan," katanya pula.
Dia menjelaskan, dari sisi genetik, materi pembentuk embrio berupa sel telur dan sel sperma membentuk sel gamet yang tidak sempurna, sehingga terjadi perkembangan embrio yang tidak normal.
Dari sisi lingkungan, katanya pula, biasanya karena hewan bunting tersebut atau Induk anak kambing itu tidak mendapatkan asupan pakan yang cukup dan memadai saat hamil, sehingga pertumbuhan janin dalam kandungan terganggu.
"Ini hanya dugaan awal jika dilihat secara visual atau eksterior. Karena belum dilakukan pemeriksaan, kambing itu telah mati," kata dia.
Baca juga: Antara doeloe: Anak kambing berkepala dua
Baca juga: Antara doeloe : Tjuri dua induk bonus tiga anak kambing
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023