... dari nyala lilin yang sedang dimainkan anak pemilik panti pijat... "
Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Satu panti pijat di perumahan padat penduduk di Kota Palu, Sabtu, terbakar dan merembet ke dua rumah di sebelahnya.
Ella, salah satu pemilik rumah mengatakan, api bersumber pada panti pijat tetangganya. Api cepat membesar karena kencang tiupan angin pada sekitar pukul 14.00 WITA.
"Api berasal dari bagian belakang panti pijat dan cepat membesar," katanya.
Panti pijat yang berada di Perumahan Tavanjuka Mas itu ludes terbakar beserta isinya namun para penghuninya bisa menyelamatkan diri.
Sementara pemilik rumah di sebelahnya berupaya mengeluarkan barang berharga seperti kasur, lemari, televisi, kulkas dan sejumlah perabot rumah tangga lainnya.
Warga juga berusaha memadamkan kobaran api dengan air seadanya namun tidak berhasil. Masyarakat juga menyayangkan petugas pemadam kebakaran datang di saat api sudah membesar.
"Kalau petugas datang lebih awal mungkin api tidak menjalar ke rumah sebelah," kata Ella.
Sekitar satu jam kemudian dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi namun jalan sempit dan banyaknya warga yang berada di sekitar lokasi kejadian menghambat laju kendaraan.
Api dapat dipadamkan sekitar satu jam, meski dua rumah di sebelahnya turut hangus terbakar.
Seorang pekerja panti pijat memperkirakan, api bersumber dari nyala lilin yang sedang dimainkan anak pemilik panti pijat yang berusia sekitar lima tahun karena saat itu terjadi pemadaman listrik.
Lilin kemudian jatuh ke kain dan cepat merambat ke barang-barang lainnya yang mudah terbakar. Saat itu sebagian besar penghuni panti pijat sedang terlelap tidur sambil menunggu listrik padam menyala.
Polisi saat ini masih menyelidiki penyebab kebakaran itu. Kebakaran yang tidak menyebabkan korban jiwa itu diperkirakan menelan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Selama 2012, Kantor Pemadam Kebakaran Kota Palu mencatat 208 kebakaran terjadi di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini dengan menelam lima korban tewas.
(R026)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013