Semasa hidupnya, selain menjadi pendiri dan pengasuh Pesantren Darussalam Timur, beliau juga aktif berjuang bersama Nahdlatul Ulama
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengenang mendiang pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Timur KH Nahrowi Dalhar sebagai sosok kiai pejuang.
Hal tersebut disampaikan Wapres dalam sambutannya secara daring pada acara Haul ke-66 KH Nahrowi Dalhar yang diselenggarakan Pondok Pesantren Darussalam Timur, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Senin.
“Kita mengenal KH Nahrowi Dalhar sebagai mursyid Thariqah Assyadziliyyah. Semasa hidupnya, selain menjadi pendiri dan pengasuh Pesantren Darussalam Timur, beliau juga aktif berjuang bersama Nahdlatul Ulama,” kata Wapres.
Wapres menyampaikan sebagai mursyid thariqah, KH Nahrowi Dalhar mengajarkan tentang pentingnya kebersihan hati dari syirik, baik yang jaliy (berat) maupun yang khafiy (ringan), dan penyucian jiwa dari sifat-sifat tercela.
“Apa yang diajarkan oleh beliau ini sangat relevan untuk diaktualisasikan dengan kondisi saat ini dimana ar-ruh ad-diniyah tidak menjadi jiwa dari berbagai kegiatan masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun dalam bidang politik. Oleh karena itu ajaran-ajaran sebagaimana yang diajarkan beliau ini penting untuk terus dihidupkan dan disebarluaskan ke berbagai kalangan,” seru Wapres.
Dia menyampaikan KH Nahrowi Dalhar juga mendirikan pondok pesantren selain sebagai pusat Thariqah Assyadziliyyah, juga sebagai tempat memperdalam agama, bahkan juga menjadi pusat perlawanan terhadap penjajah.
Baca juga: Wapres dan Rais Aam PBNU diskusi upaya membangun umat
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin dukung pendiri PERTI menjadi pahlawan nasional
Oleh karena itu, Wapres menekankan Pondok Pesantren Darussalam Timur yang didirikan oleh Al Maghfurlah KH Nahrowi Dalhar harus melahirkan al-mutafaqqihina fiddin atau orang-orang yang memahami agama demi melanjutkan misi perjuangan KH Nahrowi Dalhar dalam rangka nasyru addin al-hanif (berpaling dari keburukan).
"Dan pada masa yang lalu pesantren ini juga telah menjadi pusat perlawanan terhadap kolonialisme sebagai bagian dari semangat hubbul wathan minal iman,” jelasnya.
Wapres menekankan jika di masa lalu, sesuai tantangan pada waktu itu, semangat cinta tanah air dimanifestasikan dalam bentuk perlawanan terhadap penjajahan, maka pada saat ini semangat cinta tanah air dimanifestasikan dengan cara mengambil peran positif dalam mengisi pembangunan nasional, seperti menyiapkan sumber daya manusia berkualitas dan membangun ekonomi umat,” terangnya.
Dia mengatakan dalam kaitan ini Pondok Pesantren Darussalam harus menjadi pusat pemberdayaan masyarakat sesuai perintah agama. Dengan demikian pesantren juga harus menyediakan al mu’ammirinal ardha yaitu orang-orang yang memakmurkan bumi.
“Imaratul ardhi (memakmurkan bumi) bisa dilakukan melalui sektor ekonomi, perdagangan, industri, ataupun pertanian, yang semuanya itu bisa dilakukan melalui pesantren. Salah satunya melalui program santripreneur yang antara lain diwadahi dalam program One Pesantren One Product (OPOP) yang sekarang ini sudah berjalan di berbagai pesantren,” terangnya.
Melalui OPOP, kata Wapres, para santri diharapkan kian terpacu berinovasi dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, hingga terwujud santri berdaya yang pada gilirannya akan semakin menggulirkan roda perekonomian umat.
Menutup sambutannya, Wapres berharap haul Almaghfurlah KH Nahrowi Dalhar dapat memberikan keberkahan serta memacu semua pihak untuk dapat meneruskan perjuangan yang telah dilakukan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023