Yangon (ANTARA News) - Tentara penguasa Myanmar hari Selasa membebaskan pegiat kanan, yang tahun lalu dipenjara sesudah menuntut pejabat desa dengan tuduhan memberlakukan kerja paksa. Su Su Nway, anggota Liga Bangsa untuk Demokrasi (NLD)-nya penerima Nobel Perdamaian aung San Suu Kyi, mengatakan kepada AFP bahwa ia dibebaskan hari Selasa pukul 13.30 waktu setempat (pukul 14.00 WIB) dari penjara ganas Insein. "Saya akan terus bekerja untuk hak asasi manusia dan demokrasi dengan anggota lain NLD," kata wanita berusia 33 tahun di markasbesar partai itu. Su Su Nway ditangkap Oktober 2005, sesudah melaporkan perkara kerja paksa kepada Badan Buruh Dunia dan kemudian menuntut pejabat desa atas masalah itu. Ia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara dan Mahkamah Agung negeri itu menolak menangani perkaranya. Pegiat itu menyatakan tidak mengetahui mengapa dibebaskan lebih awal. Pembebasannya terjadi kurang dari dua pekan sesudah Myanmar memperpanjang masa penahanan rumah wanita pendukung demokrasi berusia 60 tahun Aung San Suu Kyi, kendati antarbangsa menuntut pembebasannya. Richard Horsey, perwira penghubung badan buruh antarbangsa (ILO)di Myanmar, menyatakan lembaganya menyambut pembebasannya, tapi hanya memiliki sedikit rincian tentang alurnya. "ILO tentu menyambut pembebasannya," katanya dari Jenewa, "Sikap ILO ialah ia harus bebas." ILO termasuk di antara beberapa badan antarbangsa diijinkan menempatkan kantor penghubung di Yangon, tapi penguasa membatasi kegiatannya secara besar-besaran. Pada Agustus dan September tahun 2005, kantor ILO menyatakan menerima 21 ancaman pembunuhan, dengan peringatan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negara itu. Kendati hukum Myanmar melarang kerja paksa, ILO pada Mei 2005 menyatakan larangan itu tidak diterapkan dan hanya sedikit kemajuan dalam upaya menghapusnya. Menteri Luar Negeri Myanmar Nyan Win ahir Mei mengisyaratkan pemerintah negaranya tidak akan tunduk pada tekanan antarbangsa untuk membebaskan Suu Kyi. "Ini bukan masalah antarbangsa. Ini masalah politik dalam negeri," katanya kepada wartawan di sela-sela pertemuan menteri luar negeri Gerakan Nonblok di ibukota pemerintahan pusat Malaysia, Putrajaya. Nyan Win juga membantah pernyataan bahwa penguasa mungkin secara diam-diam membebaskan Suu Kyi, pemimpin partai lawan, yang ditolak memegang kekuasaan, kendati menang besar dalam pemilihan umum tahun 1990. Suu Kyi menjalani 10 tahun tahanan rumah selama 17 tahun karir politiknya. Dia terakhir ditahan Mei 2003. Banyak yang mengharapkan penguasa melunakkan sikap setelah para jenderal mengizinkan Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ibrahim Gambari bertemu dengannya awal bulan Mei. Ia merupakan warga asing pertama bertemu dengan Suu Kyi sejak 2004. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan juga mengimbau langsung pemimpin penguasa Jenderal Besar Than Shwe untuk membebaskan Suu Kyi. Perpanjangan penahanan atas Suu Kyi mendapat kecaman luas. Annan ahir Mei menyatakan kecewa atas keputusan pemerintah Myanmar itu, tapi akan terus "melakukan semua usaha" untuk menjamin pembebasannya dan 1.200 tahanan politik di negara tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006