...membiarkan gajah-gajah itu merusak kebun mereka ..."

Pekanbaru (ANTARA News) - Kawanan gajah liar berfisik dewasa keluar dari habitatnya dan merusak puluhan hektare perkebunan kelapa sawit milik warga Desa Seroja, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

"Gajah-gajah ini keluarnya sore hari dan biasanya terus merusak perkebunan warga sampai larut malam," kata Kelapa Desa Seroja Muhammad Dain ketika dihubungi melalui telepon dari Pekanbaru, Sabtu.

Ia mengatakan kawanan hewan bongsor dilindungi negara itu telah mulai mendatangi perkebunan kelapa sawit milik sejumlah warga setempat sejak satu pekan terakhir.

"Hari ini datang, besok tidak. Selalu begitu, tidak menentu kapan gajah-gajah itu masuk ke perkebunan," katanya.

Berdasarkan hitungan kasat mata, kata Dian, lahan perkebunan warga yang dirusak sudah lebih dari 10 hektare dan diperkirakan terus bertambah.

"Bahkan kalau dirincikan dengan kerusakan kebun di pekan sebelumnya, sudah sekitar lebih 20 hektare lahan perkebunan yang dirusak gajah," katanya.

Dia mengatakan kebanyakan kebun yang dirusak hewan berbelalai itu merupakan tanaman kelapa sawit yang berumur kurang dari delapan tahun.

Akibatnya, kata dia, warga menjadi panik dan harus menunda dalam merawat tanaman di perkebunannya.

"Warga lebih memilih untuk membiarkan gajah-gajah itu merusak kebun mereka karena jumlahnya lebih dari tujuh ekor," katanya.

Hingga saat ini, lahan setempat sudah banyak rusak. Gajah-gajah itu memakan pucuk tanaman kelapa sawit, sedangkan rata-rata yang dirusak itu tanaman berumur tiga hingga lima tahun.

"Jadi kalau sudah pucuknya diambil gak ada harapan bisa tumbuh lagi," katanya.

Dia mengharapkan pemerintah baik provinsi maupun kabupaten setempat untuk dapat memberikan perhatian khusus atas persoalan tersebut.

"Kalau bisa mengganti bibit baru bagi masyarakat, karena tanaman sudah habis dirusak gajah-gajah itu," katanya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu Sugiarno ketika dihubungi pada kesempatan terpisah mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau untuk menangani konflik gajah dengan warga setempat tersebut.

"Kami sudah meminta BKSDA untuk bisa menyelesaikan masalah gajah liar itu. Caranya yakni dengan membawa gajah pemikat untuk melakukan pengusiran dan menghalau gajah liar itu," katanya.

Ia mengaku telah mendapat informasi tentang langkah yang dilakukan tim BKSDA Riau itu.

"Kabar yang saya dapat, beberapa waktu lalu tim BKSDA Riau juga sudah turun ke lokasi konflik untuk melakukan penghalauan agar gajah-gajah liar itu tidak sampai masuk ke lahan perkebunan warga," katanya. (FZR/M029)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013