"Kita ada dua pilihan, tender terbuka dan pemilihan langsung. Apabila si kontraktor itu membawa dana, bisa saja dilakukan yang dinamakan pemilihan langsung. Pemilihan langsung, bukan penunjukan langsung. Pemilihan langsung itu seperti 'beauty contest

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memutuskan untuk segera membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara dengan kekuatan 10 ribu megawatt guna mengatasi terjadinya krisis listrik pada 2009 - 2010. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers usai rakor terbatas di kantor presiden Jakarta, Selasa menjelaskan pembangunan pembangkit listrik itu membutuhkan dana sekitar Rp70 triliun. "Kalau untuk menghasilkan listrik sekitar 10 ribu MW ini butuh dana sekitar 7-8 miliar dolar AS atau kalau dikalikan Rp9200, sekitar Rp70 triliun rupiah," katanya. Namun, menurut Purnomo jumlah itu masih perkiraan awal dan sangat mungkin berubah misalkan akibat masalah pembebasan tanah dan lain-lain. Menurutnya, pembangunan crash program 10 ribu MW listrik ini akan dibangun oleh PLN dengan cara memilih langsung investor yang bersedia membangun pembangkit tersebut. "Kita ada dua pilihan, tender terbuka dan pemilihan langsung. Apabila si kontraktor itu membawa dana, bisa saja dilakukan yang dinamakan pemilihan langsung. Pemilihan langsung, bukan penunjukan langsung. Pemilihan langsung itu seperti beauty contest," katanya. Sementara untuk penunjukan langsung investor yang mengerjakan proyek itu, lanjut Purnomo hanya bisa dilakukan di daerah-daerah yang mengalami krisis listrik seperti di Sulawesi Selatan. "Di Indonesia ada beberapa daerah krisis yang untuk sekarang ini untuk mempercepat pengisian ini memang ada dalam PP No 3/2005. Itu diterbitkan tahun lalu. Itu dimungkinkan untuk daerah krisis, yang memang memerlukan pembangkit listrik," katanya. Menyangkut hal ini, Purnomo juga membenarkan bahwa PLN telah menunjuk langsung grup Bosowa untuk membangun pembangkit listrik non BBM di Sulsel. "Sulsel termasuk kriris. Pembangkitnya ada beberapa sekarang ini. Kemarin di sana ada pemadaman juga. Karena memang pertumbuhan kebutuhannya tinggi sekali seperti di Jawa, sekitar 13 persen," katanya. Penunjukkan Bosowa, lanjutnya berasal dari proses usulan PKUK (Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan) yang tahu persis kondisi listrik suatu daerah. Purnomo menjelaskan untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara ini, pemerintah juga mempersiapkan pembangunan infrastruktur batu bara untuk meningkatkan produksi sekitar 87 juta ton per tahun pada 2009/2010. Saat ini, lanjutnya pemerintah juga sedang menyusun aturan dasar yang memungkinkan PLN untuk melaksanakan pembangunan pembangkit ini. "Juga sedang kita rencanakan membentuk tim koordinasi yang tugasnya adalah memantau pembangkit listrik tersebut," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006