Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengingatkan vaksin HPV penting diberikan pada perempuan untuk mencegah kanker serviks.

“Untuk yang belum menikah, bahkan sudah menikah sebetulnya tidak masalah dilaksanakan vaksinasi HPV,” kata Sukamto di Jakarta, Senin.

Human Papillomavirus Vaccine (HPV) merupakan vaksin yang diberikan untuk menurunkan risiko serta membantu melindungi perempuan dari infeksi human papillomavirus, penyebab utama kanker serviks. Saat ini, vaksin HPV masuk ke dalam program pemerintah sebagai pemberian vaksin wajib bagi anak usia di bawah 15 tahun.

Baca juga: Vaksin HPV sejak dini penting cegah kanker serviks

Sukamto menjelaskan vaksin HPV dapat diberikan pada perempuan yang sudah menikah. Namun, efektivitas vaksin pada perempuan yang sudah aktif berhubungan seksual dinilai tidak sebesar efektivitas vaksin HPV yang diberikan kepada anak-anak.

Meski demikian, perempuan dewasa, baik yang sudah menikah ataupun belum, tetap dapat melakukan vaksinasi HPV secara mandiri di rumah sakit yang menyediakan layanan vaksin tersebut.

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. dr. Hartono Gunardi, SpA(K) mengatakan kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua untuk wanita di Indonesia, setelah kanker payudara. Oleh sebab itu, pemerintah melaksanakan program wajib vaksin HPV bagi anak usia di bawah 15 tahun untuk menurunkan angka pasien kanker serviks di Indonesia.


“Kepada anak kelas 5 SD akan diberikan vaksin HPV dan saat kelas 6 SD vaksin HPV diberikan lagi sebagai booster,” kata Hartono.

Baca juga: Dokter imbau orang tua manfaatkan BIAS untuk dapatkan vaksin HPV anak

Vaksin HPV setidaknya terdiri dari dua jenis, yaitu kuadrivalen dan bivalen. Vaksin HPV kuadrivalen juga dapat diberikan kepada laki-laki untuk mencegah virus HPV penyebab penyakit jengger ayam pada kelamin atau kutil pada tubuh.

Vaksin HPV diberikan sebanyak dua kali kepada anak-anak, sementara kepada orang dewasa sebanyak tiga kali. Seperti pemberian vaksin pada umumnya, vaksin HPV menimbulkan efek jangka pendek seperti nyeri pada lokasi suntikan atau demam ringan.

Sukamto mengatakan vaksin HPV tidak menimbulkan efek serius untuk jangka panjang.

Seseorang yang ingin mendapatkan vaksin HPV disarankan untuk berkonsultasi ke dokter supaya mengetahui jenis vaksin apa yang diperlukan untuk mencegah risiko penyakit.

Baca juga: Dokter obstetri jelaskan kemungkinan infeksi HPV sembuh sendiri

​​​​​​​
Baca juga: POGI: Perempuan harus divaksinasi HPV meski sudah berhubungan seksual

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023