Jakarta (ANTARA News) - Produsen otomotif Jepang, Toyota, memindahkan sebagian produksi kendaraan sport (SUV) Fortuner ke Indonesia dari Thailand dan rencananya mulai Oktober atau November 2006 produksinya sudah bisa dimulai.
"Untuk sementara masih (diimpor) CKD (terurai penuh dari Thailand). Nanti baru kita pikirkan bagaimana komponen lokalnya, yang penting ditarik dulu produksinya ke sini," kata Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pemindahan sebagian produksi Fortuner dari Thailand itu merupakan bentuk kepedulian Toyota yang dinilai Pemerintah Indonesia tidak seimbang menambah investasinya antara Thailand dan Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, dari berbagai jenis kendaraan, Fortuner yang dinilai paling siap. Johnny sendiri mengakui keputusan prinsipal Toyota untuk produksi Fortuner di Indonesia sangat cepat, sehingga persiapannya juga harus cepat.
Menurut dia, pada tahun 2006 selama tiga bulan sejak Oktober 2006 diperkirakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan memproduksi sekitar 1.400 sampai 1.500 unit Fortuner.
Tahun-tahun berikutnya, Johnny yang juga Wakil Presdir TMMIN mengatakan pihaknya akan memproduksi Fortuner 2.7l sebanyak 25.000 unit, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
"Kita kebagian produksi untuk domestik dan ekspor ke beberapa negara," katanya.
Johnny juga mengatakan Fortuner akan tetap diproduksi di Thailand untuk pasar domestik negeri itu, di samping produksi Fortuner 2.4l dan 3.0l yang menggunakan bahan bakar solar.
Menanggapi pertanyaan apakah ada investasi tambahan untuk perakitan Fortuner di Indonesia itu, ia mengatakan memang ada tambahan, namun ia tidak tahu persis jumlahnya.
"Paling puluhan miliar (rupiah), karena memang investasinya tidak besar, perluasan saja," kata Johnny.
Menanggapi soal pasar otomotif di dalam negeri, Johnny memperkirakan pada kuartal ketiga tahun ini akan ada peningkatan penjualan setelah beberapa bulan terakhir lesu dan penjualan dibawah 30 ribu unit per bulan.
"Dengan asumsi pemerintah akan terus menekan inflasi dan suku bunga terus diturunkan, maka pada kuartal ketiga ada perbaikan (penjualan), `jump up` (bangkit)," ujarnya.
Ia memperkirakan penjualan mobil pada 2006 akan berkisar pada 300 ribu sampai 360 ribu unit. Namun, kata dia, hal itu bisa berubah mengikuti perkembangan ekonomi nasional.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006