Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) berusaha meyakinkan Presiden Afghanistan Hamid Karzai bahwa pihaknya akan tetap mendukung Afghanistan walaupun para pejabat AS mempertimbangkan penarikan besar-besaran pasukan Amerika.
Setelah satu upacara militer dekat Pentagon sehari menjelang perundingan Karzai di Gedung Putih, Kamis, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengemukakan kepada "tamu terhormatnya" bahwa lebih dari satu dasa warsa perang telah membuka jalan bagi Afghanistan untuk berdiri di atas kakinya sendiri.
"Setelah satu masa sulit yang lama, kita akhirnya, saya yakin berada pada babak terakhir untuk menegakkan kedaulatan Afghanistan yang dapat mengatur dan menjamin keamanan dirinya sendiri untuk masa depan," kata Panetta.
"Kita telah melalui satu jalan panjang menuju tujuan bersama mnewujudkan satu negara yang anda dan kita dapat banggakan, yang tidak akan pernah lagi menjadi tempat perlindungan bagi terorisme."
Panetta kemudian mengemukakan kepada wartawan ia telah bertemu sendiri dengan Karzai selama sekitar satu jam dan menambahkan:"Saya secara jujur mengatakan bahwa kita telah membuat kemajuan yang sangat baik mengenai semua masalah penting yang kami bicarakan."
Sejak pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban tahun 2001 setelah serangan 11 September di AS, presiden Afghanistan itu menghadapi satu hubungan yang kuat dengan sekutu AS-nya.
Perundingan Panetta dilakukan menjelang pertemuan penting dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih Jumat, yang diperkirakan akan dipusatkan pada bagaimana pasukan AS akan tetap ditempatkan di Afghanistan setelah penarikan 2014.
Obama, yang baru dipilih kembali untuk masa jabatan kedua, sedang membuat rencana untuk menarik sebagian besar dari 66.000 tentara dari Afghanistan-- menurun dari jumlah puncaknya 100.000 personil.
AS dan sekutu-sekutu NATOnya telah sepakat untuk menarik pasukan tempur pada akhir tahun 2014, tetapi masalah-masalah tetap ada menyangkut peran keamanan dan latihan AS setelah itu.
Dalam kunjungan itu, Karzai diperkirakan akan mendesak bagi kehadiraan militer AS yang kuat di Afghanistan setelah 2014.
Tetapi para pejabat Gedung Putih menyetujui hanya ribuan tentara, dan Ben Rhodes, wakil pensehat keamanan nasional, bahkan Selasa menyarankan AS mungkin menarik seluruh pasukannya.
Karzai juga bertemu dengan Menlu Hillary Clinton Kamis petang waktu setempat (Jumat WIB) untuk berembuk dan satu jamuan makan malam.
Di antara masalah-masalah yang menjadi pokok pembicaraan mereka adalah kemajuan perundingan rekonsiliasi dengan Taliban, serta pendistribusiam bantuan AS untuk Afghanistan.
Karzai menekankan bantuan AS disalurkan langsung kepada tempat-tempat penyimpanan Afghanistan, bukan melalui organisasi bantuan dan kelompok non-pemerintah.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan pembicaraan-pembicaraan sedang dilakukan, tetapi korupsi tetap satu masalah besar yang mencemaskan di Afghanistan.
Hillary menyambut Karzai di Departemen Luar Negeri dan menyelenggarakan jamuan makan malam yang dihadiri hanya 15 pejabat termasuk Panetta dan Penasehat Keamanan Nasional Tom Donilon.
Karzai mengucapkan terima kasih kepada Hillary setelah sebelumnya mengemukakan kepada Panetta ia sangat mengharapkan kedua negara akan menyusun satu perjanjian bagi peran militer AS masa depan setelah tahun 2014 di Afghanistan.
Karzai juga menyatakan yakin kedua negara dapat "menyusun satu penerapan bagi perjanjian keamanan bilateral yang akan menjamin kepentingan-kepentingan Afghanistan dan kepentingan-kepentingan Amerika Serikat."
(H-RN)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013