Kalianda (ANTARA News) - Kemacetan panjang kendaraan truk yang akan menyeberang ke Pelabuhan Merak masih terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, membuat kendaraan mengular hingga beberapa kilometer di jalan lintas Sumatera menjelang pintu masuk pelabuhan itu.
Pantauan di Bakauheni, Jumat pagi, kendaraan masih tetap mengantre dari Kamis malam yang berjajar di jalan lintas pantai timur maupaun jalan lintas tengah menunggu di seberangkan ke Pulau Jawa akibat cuaca buruk yang belum juga stabil sejak tiga hari terakhir.
Kemacetan masih terjadi semakin parah sekitar tujuh sampai kilometer sejak kamis malam, yakni di jalan lintas pantai timur sekitar dua samai tiga kilometer sedangkan di jalan lintas tengah sampai lima kilometer karena kendaraan dari Pulau Sumatera terus mengalir sedangkan layanan penyeberangan sangat lamban.
Bahkan kendaraan penumpang, seperti pribadi dan bus penumpang ikut mengantre di pelabuhan itu akibat jumlah kapal feri yang beroperasi hanya 16 kapal dengan waktu tempuh lebih lama hingga dermaga I, II dan III lebih sering kosong dari aktivitas bongkar-muat penumpang.
Sejak Kamis malam, kapal yang beroperasi hanya yang berukuran besar karena cuaca buruk membuat kapal kecil tidak berani beroperasi melayanai penyeberangan penumpang, bahkan sebagian kapal memilih angker atau lego jangkar di perairan sekitar Pelabuhan Bakauheni.
Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni, Heru Purwanto, mengatakan pihaknya tidak dapat memaksakan awak kapal untuk terus melayani penyeberangan di saat seperti ini dengan mempertimbangkan keselamatan penumpang.
Ia mengatakan, memang sejak tadi malam banyak kapal yang lego jangkar karena tidak berani melayani penumpang seiring dengan ketinggian gelombang dan embusan angin kencang serta disertai hujan yang membuat jarak pandang nahkoda kapal terbatas.
"Kami tetap berusaha memberikan layanan optimal kepada penumpang agar dapat segera menyeberang namun tetap mempertimbangkan faktor keselamatan pelayaran," kata Heru.
(KR-KTA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013