Tanggul penahan ombak terlebih dahulu dijebol gelombang pasang sebelum akhirnya menghantam sejumlah rumah penduduk, ini sudah setiap tahun terjadi,"

Mamuju (ANTARA News) - Sebanyak 11 rumah di Desa Tampalang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, porak-poranda setelah dihantam gelombang pasang, Kamis, sekitar pukul 18.00 Wita.

Pemantauan ANTARA di lokasi, Kamis, sedikitnya ada 11 rumah warga di pesisir pantai Desa Tampalang, Kecamatan Tapalang, tampak porak poranda setelah dihantam gelombang air laut pasang yang datang dari perairan Sulawesi setinggi tiga meter.

Selain memporak-porandakan sekitar 11 rumah warga, puluhan rumah lainnya yang berada di bibir pantai daerah itu juga terancam akan hancur dihantam gelombang pasang itu

Agus, salah seorang warga, mengatakan, rumah warga yang terletak di pesisir pantai di Kecamatan Tapalang itu sudah menjadi langganan gelombang pasang ketika angin kencang terjadi di perairan sulawesi.

Tanggul penahan ombak yang dibangun pemerintah di daerah itu tidak mampu lagi melindungi permukiman warga, sehingga dengan mudahnya ombak pasang menghantam permukiman warga hingga mengalami kerusakan.

"Tanggul penahan ombak terlebih dahulu dijebol gelombang pasang sebelum akhirnya menghantam sejumlah rumah penduduk, ini sudah setiap tahun terjadi," katanya.

Menurut dia, peristiwa gelombang pasang tersebut membuat takut warga karena mirip tsunami kecil karena disaat air laut pasang berubah menjadi gelombang tinggi menghantam rumah warga membuat rumah warga menjadi porak-poranda

Awal, warga lainnya mengatakan, warga yang rumahnya rusak berat akibat gelombang pasang tersebut kini telah mengungsi ke rumah penduduk lainnya yang tempatnya lebih aman dari bibir pantai tempat terjadinya gelombang pasang.

Sementara warga yang rumahnya terancam masih takut kembali ke rumahnya dan masih menunggu sampai gelombang laut tersebut berhenti menghantam permukiman mereka.

"Warga yang rumahnya hancur dihantam gelombang pasang berharap pemerintah di Mamuju segera memberikan bantuan untuk membangun kembali rumah mereka karena mereka saat ini kehilangan tempat tinggal dan masih berada di pengunsian," katanya.

(KR-MFH/H-KWR)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013