Wuezburg, Jerman (ANTARA News) - Piala Dunia bisa menjadi peluang Jerman dan sepakbola untuk membantu melawan rasis, demikian dikatakan koordinator internasional bagi tim debutan Ghana, Senin. Serangan yang dimotivasi unsur rasialis di Jerman bisa mengkhawatirkan dimana kerusuhan neo-Nazi mungkin terjadi bertepatan dengan putaran final dan rasis mewarnai sepakbola Spanyol musim lalu ketika striker Barcelona asal Kamerun Samuel Eto`o telah diperlakukan sewenang-wenang oleh para pendukung lawan. "Rasis adalah sesuatu yang menurut saya tidak akan sirna," kata Anthony Baffoe dari Ghana. "Slogan (Piala Dunia) saat ini untuk membuat persahabatan, saya pikir adalah kesempatan besar bagi Jerman untuk mendapat teman setelah Piala Dunia yang berlangsung lama," katanya. Pada Mei polisi mengatakan, mereka telah menahan 27 orang di Berlin dan dua di kota sebelah timur karena serangkaian serangan berbau rasis terhadap orang-orang asing dan membuat sedikitnya satu orang cedera berat pada kepalanya. Baffoe, seorang mantan pemain Ghana dan seorang duta melawan rasisme mengatakan, timnya telah mendapat sambutan hangat sejak tiba di Jerman. Mereka hadir pada sebuah festival musik Afrika di Wurzburg, kota dimana mereka tinggal selama Piala Dunia. Namun Baffoe mengatakan bahwa yang berwenang harus beraksi jika melihat ada pendukung yang melakukan tindakan rasis selama Piala Dunia. "Saya duta melawan rasisme di Eropa dan jika saya melihat apa yang terjadi terhadap pemain kelas dunia seperti Samuel Eto`o...saya berada di belakang mereka 100 persen lebih dan saya pikir jika Eto keluar dari lapangan, pemain lain akan berjalan keluar lapangan bersamanya untuk mengirim sebuah isyarat. "Itu akan berlangsung lama dan kami masih bertarung melawan rasis," tambahnya. Badan Sepakbola Dunia FIFA telah bicara kepada setiap pemain Piala Dunia, wasit dan ofisial untuk mencanangkan perang melawan rasisme, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006