Siem Reap (ANTARA) - Indonesia melanjutkan dominasi di cabang olahraga balap sepeda dengan meraih medali emas ketiga SEA Games XXXII/2023 Kamboja dari nomor Estafet Cross Country Relay (XCR) Campuran di Kulen Mountains, Siem Reap, Kamboja, Minggu.
Skuad Merah Putih menurunkan komposisi terbaik. Dari sektor putra ada dua bersaudara Feri Yudoyono dan Zaenal Fanani, serta untuk putri Sayu Bella Sukma Dewi dan Dara Latifah.
Mereka berhasil finis tercepat dengan catatan waktu 50 menit 11 detik. Indonesia mengalahkan Thailand yang menurunkan Keerati Sukprasart, Phunsiri Sirimongkhon, Supuksorn Nuntana, dan Warinthorn Pheypraphan yang meraih perak dengan catatan waktu 51 menit 44 detik.
Perunggu menjadi milik Filipina dengan komposisi Edmhel John Rivera Flores, Shagne Paula Hermosilla Yaoyao, Jerico Cruz Rivera, dan Ariana Thea Patrice Evangelista dengan 52 menit 25 detik.
Baca juga: Balap sepeda XCO putra sukses besar dengan dominasi SEA Games 2023
Kepala Pelatih Timnas Balap Sepeda Indonesia Dadang Haries Poernomo mengatakan kemenangan tersebut tidak terlepas dari kerja keras atlet dan strategi yang diterapkan sebelum perlombaan.
Drama sempat terjadi sehari sebelum lomba atau saat penyerahan nama-nama atlet yang akan berlomba. Tim pelatih Indonesia, kata Dadang, terlebih dahulu menunggu lawan menyerahkan nama pebalap yang akan diturunkan.
Semula, Indonesia menurunkan pebalap putri untuk turun lebih dulu. Namun melihat perkembangan situasi dan kondisi, tim Merah Putih memilih Feri untuk mengawali lomba dilanjutkan dengan Fanani.
"Jujur untuk balapan nomor XCR ini penuh dengan drama. Semua tim saling mengintip atlet yang diturunkan dan posisinya. Sebab, itu akan menentukan keberhasilan dan kesuksesan sebuah tim," kata Dadang kepada ANTARA usai lomba.
Selain itu, strategi lain yang diterapkan adalah melihat situasi dan kondisi pebalap Indonesia. Berbeda dengan tim lain yang memiliki jumlah atlet lebih banyak, Indonesia harus memaksimalkan enam atlet yang turun di berbagai nomor perlombaan.
"Dari segi jumlah tim Indonesia terbatas. Kalau tim lain mempersiapkan secara khusus pebalap mereka untuk Cross Country Olympic (XCO), XCR, dan Cross Country Eliminator (XCE). Kalau kami harus memanfaatkan secara maksimal enam pebalap. Maka kami harus berhitung dengan benar siapa yang turun dan posisinya seperti apa," ujar Dadang.
Baca juga: Sayu Bella akhiri paceklik emas balap sepeda XCO putri
Dengan strategi jitu tersebut, tim balap sepeda berhasil meraih medali emas ketiga pada pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-32 tersebut.
"Bersyukur, anak-anak bisa memanfaatkan situasi dan kondisi yang terlihat kurang menguntungkan untuk kita. Mereka menunjukkan performa bagus. Dara yang kemarin cedera dan dehidrasi bisa pulih dengan cepat berkat tim pendukung yang luar biasa dan beberapa asisten dan ofisial yang bekerja sama dengan baik hingga menghasilkan emas ketiga untuk Indonesia," pungkas Dadang.
Balap sepeda sejauh ini sukses menyapu bersih tiga nomor yang telah dilombakan. Sebelumnya Sayu Bella Sukma Dewi sukses menjadi yang terbaik pada nomor XCO putri dengan catatan waktu 1 jam 13,48 menit.
Atlet yang lahir pada 16 Agustus 2003 itu berada di depan atlet Malaysia Nur Assyra Zainal Abidin yang meraih perak usai membukukan waktu 1 jam 17,09 menit. Perunggu menjadi milik Thailand Yonthanan Phonkla dengan catatan waktu 1 jam 18,42 menit.
Kemudian dominasi makin terlihat ketika tiga pebalap Indonesia yang turun di nomor XCO putra finis secara beriringan.
Mereka adalah Feri Yudoyono yang meraih medali emas dengan cacatan waktu 1 jam 13,51 menit. Kemudian Zaenal Fanani dengan perak terpaut 18 detik. Diikuti Ihza Muhammad di posisi ketiga terpaut 1 menit 15 detik dari pemenang lomba.
Meski begitu, Ihza harus merelakan perunggu ke pebalap asal Kamboja Khim Menglong yang finis di posisi keempat. Sebab, sesuai aturan SEA Games Federation (SEAGF) dalam perlombaan satu negara tidak boleh menyapu bersih medali.
Baca juga: Atlet balap sepeda MTB Indonesia start terdepan pada SEA Games 2023
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023