Pendapatan iPhone dilaporkan mencapai 51,3 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp752 triliun) atau naik 2 persen YoY dan meningkat dua kali lipat setiap tahun di beberapa pasar negara maju dan berkembang seperti India, Indonesia, dan Turki.
Secara keseluruhan, Apple membukukan sekitar 94,8 miliar dolar AS (sekitar Rp1,3 kuadriliun) antara Januari dan Maret 2023. Angka itu turun sebesar 3 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 97,2 miliar dolar AS (sekitar Rp1,4 kuadriliun).
Meski turun secara keseluruhan, hasil tersebut lebih baik atau mengalahkan perkiraan para analis. GSM Arena menyebut bahwa penurunan terutama disumbang oleh penjualan Mac dan iPad dengan kinerja yang buruk.
Sementara layanan aplikasi dari Apple tercatat ada sekitar 975 juta pelanggan berbayar atau 150 juta lebih banyak dibanding 2022.
Baca juga: Apple rilis hasil keuangan kuartal kedua tahun fiskal 2023
CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa perusahaan akan terus berinvestasi untuk jangka panjang, termasuk kemajuan besar dalam membangun produk dan rantai pasokan netral karbon pada 2030.
Mengutip laporan Reuters yang disiarkan Sabtu (6/5), Warren Buffett menyebut Apple sebagai portofolio bisnis terbaik yang dimiliki Berkshire. Perusahan investasi Berkshire belum lama ini telah memegang 5,6 persen saham di Apple.
Buffett telah lama memuji Apple dengan produk yang didominasi oleh iPhone yang diinginkan dan dibutuhkan banyak orang. Buffet melalui perusahaan investasi miliknya membeli saham Apple senilai 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14,6 triliun) pada Mei 2016 dan meningkat menjadi 151 miliar dolar AS (sekitar Rp2,2 kuadriliun) pada Maret 2023.
Baca juga: Apple lawan gugatan Rp29 triliun atas "throttling" jutaan iPhone
Baca juga: Samsung Galaxy Z Fold5 hingga Tab S9 diprediksi debut Juli 2023
Baca juga: IDC: Pengiriman PC global turun, Apple terima pukulan terbesar
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023