Pacitan (ANTARA News) - Dua bangunan rumah roboh berantakan setelah angin berhembus kencang hingga menumbangkan puluhan pohon di Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Rabu.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun seorang warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat tertimpa kayu dan puing-puing rumahnya yang runtuh.
"Korban tak sempat menyelamatkan diri karena rumah ambruk saat penghuninya sedang tidur lelap," ujar Kepala Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan, Mat Rohani, Kamis.
Korban yang diidentifikasi bernama Purnomo Sidik sempat dievakuasi warga untuk keluar dari reruntuhan bangunan.
Beruntung luka yang dideritanya tidak terlalu parah sehingga korban segera diberi pengobatan seperlunya.
Kepada sejumlah wartawan Purnomo mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 3.30 WIB dini hari. Saat itu, ia bersama sang istri, Marti dan tiga orang anggota keluarga lainnya tengah tertidur pulas.
Namun tiba-tiba terdengar suara gemeretak cukup keras dan disusul tumbangnya pohon.
Setelah itu, hanya dalam tempo singkat rumahnya langsung roboh dan rata dengan tanah. "Terdengar suara kratak, lalu pohon ambruk," tuturnya.
Setengah sadar, Purnomo lantas berupaya keluar dari himpitan puing-puing dengan cara mematahkan satu persatu cabang pohon dan kayu penyangga atap. Dengan susah payah ia akhirnya dapat menyelamatkan diri.
Melihat hal itu sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian ikut membantu evakuasi.
Selain memotong pohon dengan gergaji mesin, warga juga berupaya mengais sisa-sisa bahan bangunan yang kondisinya masih baik untuk digunakan lagi.
Sedangkan Marti dan anak-anaknya berusaha mengumpulkan perabot rumah yang tersisa, seperti piring dan lain sebagainya. Selain warga, beberapa anggota TNI tampak ikut serta membantu.
Sementara, beberapa jam sebelumnya, sebuah rumah di Kelurahan Pucangsewu, Kecamatan Pacitan juga rusak setelah diterjang tanah longsor.
Dinding belakang hunian milik Buserin itu bahkan jebol pasca dihantam material longsor.
Sementara, di Desa Tanjungsari, sedikitnya dua unit usaha pembuatan batu-bata milik warga setempat juga hancur tertimpa material longsoran.
Salah satu pemilik usaha Prayitno menjelaskan dampak dari bencana alam itu membuat usahanya terhenti total. Sebab, fasilitas pengeringan kini tak dapat lagi digunakan. Demikian pula dengan batu-bata yang sempat dicetak sebelum longsor terjadi.
"Kerugiannya sekitar Rp8 juta, dan mungkin baru sebulan lagi bisa berproduksi lagi," jelasnya.
(KR-SAS/Z003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013