Mexico City (ANTARA) - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopes Obrador memprediksi tidak akan terjadi lonjakan arus migran setelah kebijakan pembatasan perbatasan Amerika Serikat (AS) dicabut pekan depan.
Hal tersebut bertentangan dengan pejabat-pejabat AS yang sedang mempersiapkan kemungkinan terjadinya lonjakan angka penyeberangan ilegal di perbatasan.
Kebijakan perbatasan yang dikenal sebagai Title 42, yang memungkinkan otoritas AS dengan cepat mengusir migran ke Meksiko tanpa memberi kesempatan untuk mencari suaka, akan berakhir pada 11 Mei.
Pejabat-pejabat AS sedang bersiap untuk menghadapi kemungkinan kedatangan puluhan ribu migran di perbatasan antara Meksiko dan AS setelah pembatasan tersebut selesai.
Seorang pejabat tinggi perbatasan AS memperkirakan jumlah migran yang akan menyeberangi perbatasan itu bisa melonjak ke angka 10.000 per hari setelah 11 Mei, hampir dua kali lipat dari rata-rata harian di bulan Maret.
Obrador pada Jumat (5/5) mengatakan Pemerintah Meksiko berusaha untuk menginformasikan para migran terkait izin dan visa AS yang bisa mereka minta dari negara asal mereka.
Ia mengharapkan program tersebut dapat mencegah peningkatan angka migran di perbatasan AS dan Meksiko.
"Kami rasa arus migran tidak akan meningkat karena opsi lain, sebuah alternatif, tersedia," katanya di konferensi pers regulernya.
Sebuah program AS yang telah dimulai tahun ini memungkinkan hingga 360.000 warga Venezuela, Haiti, Kuba, dan Nikaragua untuk meminta pembebasan bersyarat kemanusiaan dari negara asal mereka.
Selain itu, baru-baru ini, AS mengatakan akan menerima sekitar 100.000 orang dari El Savador, Guatemala, dan Honduras melalui program reunifikasi keluarga yang diperpanjang, dan membuka pusat-pusat layanan di Guatemala dan Kolombia bagi para migran untuk mengajukan permohonan pemukiman kembali pengungsi dan cara masuk lainnya.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan berita terkait berakhirnya kebijakan Title 42 telah sampai ke telinga para migran melalui penyelundup yang menawarkan membawa mereka ke AS begitu kebijakan tersebut berakhir dengan mengenakan biaya hingga 7.000 dolar AS (sekitar Rp102 juta).
Sumber: Reuters
Baca juga: Obrador: Tak ada impunitas dalam kasus kebakaran yang tewaskan migran
Baca juga: Fasilitas migran Meksiko dekat perbatasan AS terbakar, 39 orang tewas
Baca juga: Migran pertama menyeberang ke AS dari Meksiko dengan aplikasi seluler
Penerjemah: Raka Adji
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023