Salah satunya yang bikin kita resah adalah kita melihat ada segmen masyarakat yang tidak terlayani.
Jakarta (ANTARA) - Komisaris Taralite Karaniya Dharmasaputra mempercayai bahwa teknologi digital bisa dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai persoalan ekonomi.
“Salah satunya yang bikin kita resah adalah kita melihat ada segmen masyarakat yang tidak terlayani, padahal mereka butuh dibantu dalam hal pendanaan. Saya kira cukup peer-to-peer (P2P) lending itu sebetulnya menjawab tantangan itu, dan ini saya lihat konkret,” ujarnya dalam acara halalbihalal bersama media, di Senayan, Jakarta, Jumat.
Saat Safari Ramadhan 2023 di Bali, Karaniya berbincang dengan salah satu driver Grab yang menceritakan dampak positif dari P2P lending. Driver Grab tersebut merasa terbantu setelah memperoleh bantuan pendanaan dari pihaknya.
‘Jadi upaya pendanaan buat teman-teman Grab driver itu kan segmen yang unbanked dan underbanked. Mereka mulai berkenalan dengan pinjaman yang di sektor formal P2P lending,” ujar dia pula.
Lebih lanjut, driver Grab itu menyatakan bahwa pinjaman yang mereka peroleh dimanfaatkan untuk berbagai keperluan produktif. Mulai dari mengganti ban yang rusak hingga layar handphone (HP) pecah guna kebutuhan bekerja.
“HP buat Grab driver itu instrumental, kalau tidak ada HP tidak bisa kerja. Jadi saya melihat inilah dampak yang selama ini didorong terus oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bahwa dampak positif itu (di dunia financial technology P2P lending) sudah terjadi. Itu baru yang terjadi di ekosistem di Grab, OVO, dan Taralite, saya yakin di ekosistem lainnya ada dampak positif yang selama ini,” kata Karaniya pula.
Baca juga: BRI buka program IT Internship Bootcamp kembangkan talenta digital
Baca juga: CIPS: Regulatory sandbox wadah evaluasi kebijakan ekonomi digital
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023