Jakarta (ANTARA) - Salah satu perusahaan asal Inggris, Ministry of Waste (MoW) menilai kurangnya teknologi infrastruktur dan pembiayaan modal menjadi penghambat utama bagi upayanya dalam membangun infrastruktur pengelolaan limbah di Indonesia.

MoW merupakan perusahaan yang bergerak di bidang riset teknologi dan pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah berbahaya di Indonesia. MoW tergabung dalam Kamar Dagang Inggris atau The British Chamber of Commerce in Indonesia (Britcham).

"Ada permasalahan teknologi infrastruktur di sini yang menghambat MoW untuk melanjutkan riset tentang teknologi pengelolaan limbah. Tapi kami masih terus berusaha untuk meyakinkan para stakeholder untuk memberi perhatian lebih," kata Direktur Utama Ministry of Waste Rix Smith di Jakarta, Jumat.

Rix menjelaskan, tantangan kedua yang umum dihadapi perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan limbah yakni kurangnya penanaman modal (capital) dari investor. Ia menilai belum banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang dijalankan dengan prinsip social entrepeneur.

"Banyak investor yang tidak akan mengambil risiko untuk berinvestasi di industri pengelolaan limbah sperti itu, dan ini tentu jadi tantangan tersendiri untuk membuktikan industri pengelolaan limbah juga bisa menghasilkan profit berkelanjutan," ujarnya.

Tantangan tersebut ia sampaikan dalam acara "Britcham Ministerial Series: Where is The Indonesian Leadership Talent to Drive Sustainibility and ESG Goals" yang diinisiasi Kamar Dagang Inggris sebagai wadah pertemuan para pelaku bisnis untuk membahas industri berkelanjutan.

Adapun MoW telah menginisiasi kerjasama dengan Universitas Mataran (Unram) pada 14 April lalu. Kerjasama tersebut dilakukan untuk mempelajari teknologi pengelolaan limbah dan pembangunan infrastruktur limbah berbahaya, khususnya di wilayah Lombok, NTB.

Baca juga: Britcham diketuai WNI untuk pertama kalinya dalam 42 tahun
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengurangan limbah industri batik cetak
Baca juga: Mengolah sampah dari limbah menjadi duit

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023