Kami menerima laporan dari petugas dan relawan di lapangan untuk data sementara tercatat 2.962 unit rumah terendam banjir dan dua orang meninggal dunia,"Lebak (ANTARA News) - Banjir di Kabupaten Lebak, Banten, merendam sebanyak 15 kecamatan dengan ketinggian antara 70 centimeter sampai 2,5 meter akibat meluapnya sejumlah sungai di daerah ini.
"Kami menerima laporan dari petugas dan relawan di lapangan untuk data sementara tercatat 2.962 unit rumah terendam banjir dan dua orang meninggal dunia," kata Petugas Pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febi Rejeki di Rangkasbitung, Rabu.
Ia mengatakan, saat ini banjir yang melanda 15 kecamatan di Kabupaten Lebak belum surut karena intensitas curah hujan relatif tinggi.
Mereka para korban banjir ditampung dipengungsian Gedung Juang Rangkasbitung juga tempat sarana ibadah dan gedung sekolah.
Banjir yang menerjang permukiman penduduk akibat meluapnya sejumlah sungai, seperti Sungai Ciujung, Ciberang, Cisimeut, Cilemer, Cibuangeun, dan Cilangkahan.
Karena itu, kata dia, pihaknya meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan longsor.
Saat ini, wilayah Kabupaten Lebak merupakan "langganan" banjir dan longsor, karena terdapat daerah aliran sungai (DAS) juga perbukitan.
"Kami mengimbau warga tetap waspada bencana alam itu, mengingat curah hujan relatif tinggi," jelasnya.
Ia menyebutkan, saat ini jumlah sementara tercatat 3.962 rumah terendam banjir dan dua dilaporkan meninggal dunia.
Kedua warga yang meninggal dunia itu bernama Warsiti (65) warga Kecamatan Cibadak daN Dadang (35) warga Kecamatan Cibeber.
Selain itu juga longsoran menerjang 51 rumah dengan kategori rusak ringan sebanyak 13 unit, rusak berat 10 unit, rusak total 31 unit.
Mereka warga yang terkena banjir dan longsor di 15 kecamatan antara lain Rangkasbitung, Kalanganyar, Cibadak, Cimarga, Leuwidamar, Banjarsari, dan Lebak Gedong.
Begitu pula, kata dia, Kecamatan Panggarangan, Wanasalam, Gunungkencana, Cilograng, Muncang, Cikulur, Sobang dan Cibeber.
"Kami berharap curah hujan segera turun sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung mengaku mereka berharap hujan segera surut karena tinggal di pengungsian dikhawatirkan terserang berbagai penyakit.
"Kami sangat tidak nyaman tinggal di pengungsian, selain dingin juga terkena angin," kata Mumun, warga Kalimati Rangkasbitung.
(KR-MSR/R010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013