Surabaya (ANTARA) - Universitas Surabaya (Ubaya) dan PT. MIC Transformer melakukan penandatanganan perjanjian jual beli paten invensi dosen sebagai bagian dari upaya menjadi kampus inovasi berbasis riset.
"Ubaya sudah memiliki banyak paten. Semua hasil riset Ubaya diarahkan untuk memberi solusi dan dampak bagi masyarakat. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri)," ujar Rektor Ubaya, Dr. Benny Lianto usai penandatanganan perjanjian di kampus setempat, Jumat.Sejauh ini terdapat sekitar 45 permohonan paten, baik paten sederhana maupun paten biasa yang didaftarkan oleh Ubaya pada Direktorat Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dan 19 diantaranya sudah mendapatkan hak paten (granted).
Baca juga: Alumnus Ubaya ciptakan alat monitoring kompetisi Bridge
Benny menjelaskan saat ini beberapa invensi lainnya juga sedang dalam proses kerja sama dengan industri dan segera melakukan tanda tangan jual beli paten.
Kali ini invensi yang diadopsi, yakni "Metode Deteksi Kebohongan dengan Power EEG" milik Dosen Fakultas Psikologi Ubaya, Ananta Yudiarso, S.Sos., M.Si.
"Metode Deteksi Kebohongan dengan Power EEG" karya Ananta adalah penemuan untuk mendeteksi kebohongan menggunakan pendekatan neuro kognitif. Orang yang berbohong akan dilihat pola power EEG (elektroensefalograf) di area dan frekuensi tertentu."Keunggulan invensi ini ada pada pola kognitif yang diukur dari biomarker power EEG yang tidak bias reaksi emosi atau afektif," ujarnya.
Ia menambahkan pengembangan selanjutnya dapat digunakan dalam forensik serta tes kognitif dan kepribadian dengan menggunakan AI (Artificial Intelligence).Baca juga: Ubaya undang perwakilan SMK se-Indonesia kembangkan kendaraan listrik
Baca juga: Ubaya targetkan miliki 55 guru besar baru dalam empat tahun
Direktur PT. MIC Transformer, Ino Mulyadi menyebut invensi ini sejalan dengan kebutuhan lini bisnis perusahaan di masa depan. Rencananya, metode ini diadopsi untuk pengembangan human capital.
"Invensi ini juga kami gunakan untuk proses asesmen dalam menentukan keterampilan seseorang. Sehingga, nantinya kami lebih banyak aplikasikan ke masyarakat," tuturnya.
Ino menyebut setelah ini akan ada kerja sama lanjutan untuk mengembangkan invensi dari metode hingga menjadi alat yang bisa diaplikasikan.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023