Buku itu, kami dedikasikan kepada seluruh warga di Kota Pahlawan
Surabaya (ANTARA) - Perkumpulan Begandring Soerabaia menerbitkan buku tentang sejarah Kota Surabaya, Jawa Timur, yang berjudul "Meneropong Sejarah Surabaya Dari Sungai Kalimas" menjelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730.
"Buku itu, kami dedikasikan kepada seluruh warga di Kota Pahlawan," kata Ketua Begandring Soerabaia, Nanang Purwono di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, buku tersebut menyajikan tentang beragam tempat bersejarah yang ada di sepanjang sungai Kalimas mulai dari Ngagel hingga Tanjung Perak.
Sementara Sungai Kalimas sendiri, kata dia, dinilai sebagai bukti dan saksi sejarah Kota Surabaya di sepanjang zaman. Sehingga menjadi wahana untuk melihat ragam sejarah Surabaya mulai dari era kerajaan Singasari di abad 13 hingga era kolonial.
"Untuk melengkapi isi buku ini, kami mohon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkenan memberikan kata pengantar dan dukungan pembiayaan pada proses cetak buku dimaksud. Hal ini tentunya sebagai bentuk partisipasi warga kota dalam memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya," katanya.
Sebagai penulis buku Meneropong Sejarah Kota Surabaya Dari Sungai Kalimas, Nanang menjelaskan, bahwa Sungai Kalimas sendiri yang membujur dari Selatan ke Utara, menjadi saksi peradaban panjang Surabaya dan melalui sungai inilah jejak sejarah kota Surabaya dapat disimak.
"Dengan mengambil alur Kalimas sebagai sarana melihat sejarah Kota Surabaya, buku ini sekaligus sebagai pendorong upaya pemanfaatan sungai Kalimas sebagai sarana pariwisata, edukasi dan pengetahuan agar Kalimas yang sangat legendaris dan historis itu tidak sekedar menjadi jalur pembuangan air dari pedalaman Jawa ke Selat Madura," katanya.
Tidak hanya itu saja, buku tersebut juga mengisahkan tentang riwayat Sungai Kalimas sendiri, yang dulunya bermuara melalui Krembangan dan selanjutnya karena perkembangan kota alurnya bermuara di daerah Ujung Surabaya.
Dari sepanjang Sungai Kalimas ini, dibagi menjadi beberapa klaster, dimana di setiap klaster memiliki sekelompok tempat tempat bersejarah. Klaster paling hulu (selatan) adalah klaster Dam Ngagel, kemudian berturut turut semakin ke utara adalah klaster BAT, Gubeng, Simpang, Peneleh, Pasar Besar, Jembatan Merah dan Petekan.
"Buku yang menjadi guidence kesejarahan Kota Surabaya di sepanjang sungai Kalimas ini, sekaligus untuk memperkuat Kalimas sebagai potensi wisata air Surabaya. Buku juga untuk menambah khasanah kepustakaan dan kesejarahan kota Surabaya," demikian Nanang Purwono.
Baca juga: Begandring Soerabaia: Jembatan Peneleh menjadi saksi cinta pertama Soekarno
Baca juga: Awal Soerabaia: Soekarno pernah menjadi perwira KA di Surabaya
Baca juga: Pegiat sejarah di Surabaya bersiap membuat buku dan film Bung Karno
Baca juga: Sastrawan Surabaya luncurkan buku kumpulan cerpen "Revolusi Nuklir"
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023