Rupiah yang ditransaksikan melemah sebesar 130 poin menjadi 9.790 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup pada 9.660 per dolar AS.
"Tekanan rupiah terutama terkait dengan defisit neraca perdagangan yang berlanjut untuk data bulan November 2012 sebesar 478 juta dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianigsih.
Ia menambahkan, disaat yang sama permintaan dolar AS tampaknya masih menguat. Permintaan dolar AS itu dipicu dari impor minyak untuk BBM subsidi ditengah naiknya harga minyak mentah dunia, ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah yang biasanya jatuh tempo pada akhir triwulan.
"Harga minyak mentah Indonesia (ICP) juga cenderung meningkat. Selama Desember 2012 harga ICP tercatat sebesar 106,9 dolar AS per barel, diatas harga asumsi APBN-P 2012 sebesar 100 dolar AS per barel," katanya.
Ia memperkirakan, untuk pekan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cenderung dalam tekanan
Sementara dari eksternal, menurut dia, cenderung minim sentimen negatif, dari AS dengan berkurangnya isu jurang fiskal berpotensi mendorong nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia hari ini nilai tukar rupiah berada pada 9.740 per dolar AS.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013