Kalau orang kecewa dengan barang lama, maka akan beralih ke yang baru. Ini hukum psikologi. Sekalipun belum tentu OK, Partai Nasdem barang baru, belum kelihatan belangnya. Wajar bila jadi partai alternatif,"
Jakarta (ANTARA News) - Partai Nadem merupakan satu-satunya partai baru yang lolos verifikasi faktual dan akan bertarung dengan sembilan partai lama di Pemilu 2014, sehingga Partai Nasdem akan menjadi jadi alternatif pilihan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Kalau orang kecewa dengan barang lama, maka akan beralih ke yang baru. Ini hukum psikologi. Sekalipun belum tentu OK, Partai Nasdem barang baru, belum kelihatan belangnya. Wajar bila jadi partai alternatif," kata gurubesar psikologi politik UI, Prof. Hamdi Muluk dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Memang hanya segelintir kader dari partai-partai lama yang tersandung kasus korupsi. Tapi publik tetap mempersepsikan partainya korup. Publik mengasosiasikan tindakan individu kader ke partai tempatnya bernaung. "Yang ada di masyarakat itu persepsi partai, bukan individu. Ramai diberitakan kan asal partainya," kata Prof Hamdi.
Persepsi buruk publik terhadap partai lama bukan hanya muncul karena adanya kader-kader partai tersebut yang terjerat korupsi dan ditahan penegak hukum. Tapi juga karena informasi-informasi yang dipublikasi soal korupsi oleh lembaga-lembaga negara. PPATK misalnya menyebut dari penelusuran yang mereka lakukan disimpulkan bahwa semua partai politik yang ada di Senayan terlibat permainan anggaran.
"Kondisi ini sangat menguntungkan bagi partai Nasdem. Tapi masalahnya, bisa tidak Partai Nasdem mengoptimalkan momentum ini," katanya.
Prof Hamdi mengatakan, persepsi buruk terhadap partai lama, harus dijawab sebaliknya oleh Partai Nasdem. Agar dipilih rakyat, Partai Nasdem harus mencitrakan diri sebagai partai bersih, diisi figur-figur yang berkualitas dan bermutu, serta bisa mewujudkan harapan rakyat.
"Partai Nasdem harus bisa memanfaatkan psikologis buruknya citra masyarakat terhadap partai-partai lama. Selama ini dilakukan, Partai Nasdem bisa mendulang sukses di Pemilu nanti," ujarnya.
Terkait adanya menguatnya faksi-faksi di tubuh Partai Nasdem yang terbelah pada wacana perlu tidaknya perombakan kepengurusan DPP Partai Nasdem saat ini, Prof. Hamdi menilai hal itu bukan halangan yang berarti selama bisa dikelola dengan baik sehingga eskalasinya ke luar bisa diminimalkan.
"Jangankan partai baru, partai lama juga ada indikasi perpecahan. Itu gejala umum. Yang penting tidak kelihatan dan tidak terbaca di luar," katanya.
Tapi akan lebih mantap lagi di sisa waktu yang ada, Partai Nasdem betul-betul fokus dengan penguatan jaringan partai di tingkat masyarakat bawah, tidak sibuk mengurus masalah yang bisa menghasilkan perpecahan. Apalagi, pengurus yang ada tentunya sulit bekerja melebarkan dan menguatkan jaringan kalau konsentrasi kerja mereka terus diganggu dengan isu perombakan.
"Soliditas tetap penting diperhatikan. Gagal mengelola perbedaan akan merugikan bagi partai. Sebaiknya Partai Nasdem menjaga soliditas," demikian Prof Hamdi Muluk.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013