"Ketiga warga Sleman tersebut yakni Janu Muhammad, Isnaini Baroroh, dan Jamaluddin Nur Ridho," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Jumat.
Menurut dia, ketiga warga Sleman ini adalah pengusaha muda bidang pertanian yang tidak hanya sukses berbisnis tetapi juga berkomitmen untuk mengembangkan "agrosociopreneur".
"Grand Final Young Ambasador Agriculture 2023 dilaksanakan di IPB International Convetion Center (IPB ICC) pada Selasa (2/5/2023) sampai dengan Kamis (5/5/2023) dan diikuti 70 finalis," katanya.
Kegiatan ini sendiri diinisiasi oleh Program "Youth Entrepreneurship and Employment Support Services" dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI.
"Sebelumnya telah dilakukan beberapa tahapan seleksi, dimulai dari tahap seleksi portofolio dan administrasi dari 1.050 peserta menjadi 90 peserta yang mengikuti Bootcamp di Depok pada 23 hingga 28 Februari 2023," katanya.
"Sebagai 'Young Ambassador', mereka bertiga bertugas untuk menumbuhkembangkan 'agrosociopreneur', meningkatkan citra positif pertanian melalui perubahan cara pandang pemberian informasi dan motivasi sebagai representasi duta muda pertanian," katanya.
Selain itu mereka juga bertugas membagikan informasi, pengalaman dan keberhasilan dalam menjalankan usaha di bidang pertanian serta berperan aktif dalam penyebaran informasi
Janu Muhammad merupakan pengusaha sayur online dengan platform "Sayur Sleman" yang memasarkan berbagai sayur, buah, dan lauk secara online melalui instagram @sayursleman.id dan WhatsApp bersama istrinya.
Menurut lelaki lulusan Universitas of Birmingham ini, "Sayur Sleman" merupakan sebuah usaha sosial bidang pertanian karena memiliki beberapa program yaitu Sayur Sleman Berbagi, Sayur Sleman Bertani dan Sayur Sleman Academy.
"Pangan adalah kebutuhan tiap hari sehingga pasti selalu ada permintaan, Sebagian generasi muda masih enggan mengembangkan sektor pertanian, padahal potensinya besar," kata Janu.
Janu juga kerap mengisi berbagi pelatihan agribisnis bagi petani milenial maupun kelompok tani. Meskipun bukan lulusan sarjana pertanian, Janu membuktikan bahwa kemauan untuk belajar, inovasi, kerja keras, kolaborasi, dan kekuatan doa turut mengantarkan dirinya untuk terus bisa bermanfaat.
Sedangkan Isnaini Baroroh, wanita 32 tahun yang kini sukses jadi pebisnis sukulen dan kaktus.
Menurut dia, bisnis tanaman hias tiada matinya. Tanaman hias dedaunan maupun bunga-bunga selalu jadi tren di kalangan pecintanya.
"Begitu pula tanaman sekulen dan kaktus. Peluang budi daya kaktus sekulen lebih besar di DIY. Sebab, masih minim pembudidaya kaktus di wilayah ini," katanya.
Dari usaha budi daya menjual kaktus, suvenir kaktus hinga "home decor", Isna mampu mengantongi omzet per bulan Rp25 juta hingga Rp75 juta.
Bukan sekadar budi daya dan menjual, ia juga terbuka membagi ilmunya. Dia juga membuka konsultasi gratis seputar perawatan kaktus.
"Tinggal WA saja. Saya terbuka," kata wanita bergelar Sarjana Komputer ini. Tak pelit ilmu, dia pun sampai dijuluki konsultan kaktus sarjana kompos.
Sementara, Jamaluddin Nur Ridho terinspirasi bisnis budi daya jamur dari orangtuanya. Di bawah naungan nama Jamal Farming, ia sudah melebarkan sayapnya ke usaha tanaman hias, pembibitan, hingga penyediaan media tanam.
Menurut pemuda 20 tahun ini, para milenial harus berani merintis bisnis sejak dini, selain itu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi serta kemampuan membangun jejaring merupakan faktor sukses berwirausaha.
Jamal juga meyakinkan para peserta kegiatan bahwa pertanian itu sangat luas dan sangat menjanjikan, menjadi petani muda itu keren dan harus keren dalam berinovasi dan berpikir.
"Sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai Duta Petani Milenial untuk turut meresonansikan semangat agrosocio kepada para pemuda," kata Jamal yang juga seorang Penyuluh Pertanian Swadaya Sleman ini.
Sebagai Juara III Pemuda Pelopor Kemenpora Tahun 2022 ia juga mengajak masyarakat sekitarnya terutama generasi seusianya untuk turut menjalankan usaha pertanian ini.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023