Hangzhou (ANTARA) - HANGZHOU, 5 Mei (Xinhua) -- Selama liburan Hari Buruh atau May Day, sekelompok wisatawan asal Indonesia yang beranggotakan 13 orang memulai kunjungan selama enam hari ke Hangzhou, Shanghai, Suzhou, Wuxi, dan beberapa kota lainnya di China timur.

Yang Tik Cin, salah satu wisatawan Indonesia yang mengikuti tur tersebut dengan mengajak keluarganya. "Hanya dalam beberapa hari, kami sudah bisa merasakan warisan sejarah dan budaya yang mendalam di Danau Barat di Hangzhou dan taman-taman klasik di Suzhou, serta melihat langsung perkembangan pesat dan vitalitas ekonomi China yang tiada batasnya di Shanghai."

Rombongan wisatawan Indonesia itu menjadi rombongan kedua yang mengunjungi China timur setelah dilanjutkannya kembali layanan tur rombongan wisatawan asing oleh agen-agen perjalanan China.

Layanan Perjalanan Internasional Noda Hangzhou mengatakan pihaknya menerima ratusan wisatawan Indonesia yang datang ke China sejak 21 April.

Indonesia merupakan salah satu sumber utama wisatawan inbound bagi China. Weng Jie, manajer pusat inbound di Layanan Perjalanan Internasional Noda Hangzhou, memaparkan bahwa setelah China melonggarkan pembatasan perjalanannya tahun ini, agen-agen perjalanan mulai secara aktif membuka kembali pasar perjalanan dari Indonesia. Seiring meningkatnya antusiasme pariwisata global, pariwisata inbound dan outbound China masing-masing terus mengalami lonjakan.

"Tepat setelah Tahun Baru Imlek, kami pergi ke Jakarta untuk menandatangani perjanjian kemitraan dengan maskapai Sriwijaya Airlines dan lima agen perjalanan lokal paling berpengaruh untuk bersama-sama mempromosikan paket perjalanan ke China," ungkap Weng Jie, "Setelah pertengahan Mei, 'Jakarta-Hangzhou' akan menjadi rute perjalanan reguler, dengan penerbangan mingguan, untuk terus mengirim wisatawan Indonesia ke China timur."

Seiring meningkatnya antusiasme pariwisata global, pariwisata inbound dan outbound China masing-masing terus mengalami lonjakan. Data dari Pos Pemeriksaan Persahabatan Perbatasan China-Vietnam mencatat bahwa 104 kelompok tur dan 2.233 person-time telah diloloskan di pos tersebut pada 29 hingga 30 April. Diperkirakan bahwa jumlah penumpang inbound dan outbound akan melebihi 25.000 selama liburan Hari Buruh.

Data pesanan perjalanan outbound dari anak perusahaan Alibaba yang bergerak di sektor perjalanan, Fliggy, menunjukkan bahwa jumlah perjalanan outbound selama liburan Hari Buruh tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan setelah Festival Musim Semi.

Platform perjalanan lain, Ctrip, juga menunjukkan bahwa popularitas pencarian tiket pesawat ke luar negeri pulih ke angka 120 persen dan popularitas pencarian hotel di luar negeri pulih ke sekitar 70 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Pada saat yang sama, data dari pos-pos masuk ke negara itu menunjukkan bahwa pemulihan pariwisata inbound China terus meningkat pesat. Menurut Ctrip, pesanan untuk perjalanan inbound dari Hainan naik 87 persen dari bulan sebelumnya.

Data dari Pos Pemeriksaan Persahabatan Perbatasan China-Vietnam mencatat bahwa 104 kelompok tur dan 2.233 person-time telah diloloskan di pos tersebut pada 29 hingga 30 April. Diperkirakan bahwa jumlah penumpang inbound dan outbound akan melebihi 25.000 selama liburan Hari Buruh. Sun Jie mengatakan dalam masa pemulihan proses masuk-keluar pelancong saat ini, ada banyak berkas permintaan yang harus ditandatangani secara luring dan tidak dapat dirilis dengan cepat. Weng Jie pun mengungkapkan harapannya agar pelabuhan-pelabuhan terkait dapat segera membuka layanan visa on arrival, yang akan lebih menguntungkan agen perjalanan dalam memperluas pasar pariwisata inbound.

"China memiliki potensi besar untuk pariwisata inbound," ujar Sun Jie, CEO Ctrip Group. Selain mendatangkan mata uang asing, pariwisata inbound juga dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan status internasional, mempromosikan keindahan China, dan berperan sebagai jembatan budaya untuk mendorong pertukaran internasional dan perdamaian dunia, imbuhnya.

Menurut Weng Jie, perusahaan-perusahaan pariwisata kini melakukan perekrutan besar-besaran, dan pemandu wisata yang menguasai bahasa minoritas seperti bahasa Indonesia dan Thailand sedang banyak dicari.

Saat ini, pariwisata outbound dan inbound China sedang mengalami lonjakan di saat bersamaan. Namun, beberapa sumber dari industri ini mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan pariwisata inbound, kemudahan visa perlu lebih ditingkatkan lagi.

Sun Jie mengatakan dalam masa pemulihan proses masuk-keluar pelancong saat ini, ada banyak berkas permintaan yang harus ditandatangani secara luring dan tidak dapat dirilis dengan cepat. Weng Jie pun mengungkapkan harapannya agar pelabuhan-pelabuhan terkait dapat segera membuka layanan visa on arrival, yang akan lebih menguntungkan agen perjalanan dalam memperluas pasar pariwisata inbound

Kebijakan China juga terus disempurnakan. Sebagai contoh, per 1 Mei, kartu perjalanan APEC Business sudah dapat digunakan untuk menggantikan visa, dan para pemegang kartu virtual APEC Business akan diizinkan memasuki wilayah China. Kebijakan-kebijakan ini terus memberikan sinyal positif bagi pariwisata inbound.


Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023