Jenewa (ANTARA News) - Ratusan ton bantuan pangan telah dicuri dari gudang WFP di seluruh penjuru Republik Afrika Tengah yang bergolak, kata Program Pangan Dunia PBB (WFP), Selasa.
"Gudang kami telah dijarah," kata juru bicara WFP Elisabeth Byrs.
Badan PBB itu menangguhkan operasinya di Republik Afrika Tengah (CAR) akhir bulan lalu karena situasi keamanan di negara itu di tengah-tengah pemberontak ofensif yang telah berlangsung sebulan lamanya.
Byrs mengatakan sekitar 210 ton makanan telah diambil dari gudang di kawasan yang dikuasai pemberontak di kota utara-tengah, Kaga-Bandoro, tempat kantor WFP dan penginapan tamu juga telah diserang.
Sementara itu di Bambari, kota lain yang juga dikuasai pemberontak di CAR pusat, gudang WFP telah dijarah dan sekitar 209 ton makanan, termasuk gula, minyak, dan garam telah hilang, sementara tujuh ton bantuan pangan telah diambil dari Bria di bagian timur.
"Tidak ada makanan tersisa di Bambari atau Bria setelah penjarahan," kata Byrs seraya menambahkan bahwa tiga truk WFP juga telah dirusak.
"Tidak mungkin untuk mengkonfirmasi pada tahap ini apakah sub-kantor dan gudang WFP yang lain juga telah dijarah, "katanya, menunjukkan bahwa "situasi sungguh tidak terduga. "
Sejauh ini, belum ada serangan terhadap gudang di Bangui, yang menyimpan sekitar seribu ton makanan - cukup untuk memberi makan sekitar 300 ribu orang selama sepekan, jelasnya.
Byrs mengatakan WFP siap untuk melanjutkan operasinya di negara miskin namun kaya mineral dan rawan kudeta itu segera setelah situasi keamanan membaik.
Sebuah tim penilaian keamanan PBB saat ini sedang menuju Bangui.
Negosiasi antara pemberontak CAR dan Presiden Francois Bozize diharapkan segera dimulai dalam pekan ini di ibukota Gabon dalam upaya untuk mengakhiri krisis.
Koalisi pemberontak Seleka melancarkan serangan pada 10 Desember dari utara dan menuju ke sejumlah daerah sebelum menghentikan aksi mereka 100 mil utara ibukota.
Mereka telah menuntut presiden untuk mundur, permintaan yang sejauh ini ditolak tegas oleh Bozize, demikian AFP.
(G003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013