Dokumen Country and Development Report (CCDR) untuk Indonesia yang disusun oleh grup Bank Dunia menunjukkan bahwa keselarasan aksi iklim dan pembangunan nasional bisa tercapai dengan baik.
“CCDR mengacu pada dokumen strategis pemerintah serta analisisnya sendiri untuk mengusulkan kerangka kebijakan yang menyeimbangkan iklim dan pembangunan. Hal ini sejalan dengan rencana operasional Indonesia FOLU Net Sink 2030,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Kamis.
CCDR Indonesia menggambarkan bagaimana Indonesia dapat memastikan transisi yang terjangkau menjadi suatu perekonomian yang rendah karbon dan berketahanan iklim.
Baca juga: Hari Bumi, sukarelawan puluhan negara gelar aksi lawan perubahan iklim
Baca juga: Sri Mulyani: Kebijakan menkeu dunia berimplikasi dalam perubahan iklim
Menteri Siti menyampaikan FOLU Net Sink 2030 penting untuk dimasukkan dalam kerangka kebijakan yang direkomendasikan. Kerangka kebijakan yang direkomendasikan tidak hanya untuk sektor FOLU tetapi juga untuk sektor energi, limbah, dan IPPU lainnya.
Selain itu, laporan tersebut juga harus mencakup tindakan nyata dan prioritas untuk mendukung transisi yang rendah karbon dan berketahanan iklim.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan kemajuan telah dicapai oleh Indonesia dan terus bergerak maju dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan iklim bagi Indonesia itu penting, sejalan dengan semboyan Indonesia tentang aksi iklim, yaitu lead by example.
“Indonesia bergerak maju dalam aksi iklim dengan prinsip partisipatif, transparansi, akuntabilitas, integritas, sistematis-metodologis, dengan tanggung jawab dan keadilan,” ujarnya.
Menteri Siti mengapresiasi Bank Dunia terkhusus kepada Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, yang telah menjadi partner untuk kemajuan Indonesia.
Kahkonen mengatakan Indonesia telah membuat komitmen yang disambut baik dalam mitigasi dan ketahanan iklim, termasuk berbagai upaya dekarbonisasi di sektor lahan dan energi.
Menurutnya, upaya-upaya komplementer dalam hal kebijakan fiskal, sektor keuangan, investasi, dan perdagangan dapat membantu Indonesia mencapai tujuan-tujuan yang terkait iklim.
Selain itu, reformasi yang membantu meningkatkan sumber daya fiskal untuk pembangunan dapat membantu membangun dukungan terhadap transisi menuju model pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan, yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kahkonen mengungkapkan keunikan CCDR Indonesia dibandingkan dengan CCDR negara lain, salah satunya adalah berbagai aksi iklim yang dilakukan oleh Indonesia dapat menjadi pembelajaran bagi negara lain untuk menerapkan praktik terbaik aksi iklim di negaranya masing-masing.*
Baca juga: Menko Airlangga bertemu Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman
Baca juga: KLHK-EPA jalin kerja sama perlindungan lingkungan dan aksi iklim
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023