Jakarta (ANTARA News) - Indonesia diharapkan menyikapi kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, ke Jakarta pada 6-7 Juni, secara kritis karena kepentingan dan perspektif Indonesia dan AS tidak selalu sama dalam kerangka hubungan bilateral AS-Indonesia. Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk AS, Sudjadnan Parnohadiningrat, di Jakarta, Senin petang. "Kalau ada tawaran-tawaran AS agar Indonesia menjadi bagian dari kerja sama politik dan keamanan global di kawasan --yang tidak sepaham atau tidak sesuai dengan kepentingan Indonesia-- tidak usah (diterima)," kata Sudjadnan. Ia menambahkan bahwa dalam isu pengamanan Selat Malaka, misalnya, Indonesia bisa menekankan bahwa kerja sama dengan AS tidak perlu dengan menyertakan militer AS di Selat Malaka, melainkan dengan memberikan bantuan peningkatan kapasitas serta upaya menjaga kualitas lingkungan di sekitar selat tersebut yang makin buruk. Sudjadnan memperkirakan isu pengamanan Selat Malaka akan disinggung oleh Rumsfeld selama kunjungannya di Jakarta kendati kemungkinan tidak akan mengarah kepada wacana bahwa AS akan ikut serta mengamankan salah satu selat tersibuk di dunia itu. Donald Rumsfeld dijadwalkan tiba di Jakarta pada Selasa (6/6) siang dan akan mengadakan pertemuan dengan Menko Polhukkam Widodo AS serta Menhan Juwono Sudarsono. Dalam kunjungannya, Rumsfeld juga akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, pada hari yang sama. Selain agar bersikap kritis, Dubes Sudjadnan juga mengingatkan Indonesia untuk dapat mencari peluang di tengah kecenderungan AS yang dinilainya makin kuat meletakkan Indonesia di posisi strategis dalam kebijakan luar negeri Washington. Kedatangan Rumsfeld sendiri dilihat Sudjadnan sebagai upaya AS untuk memelihara dan meningkatkan momentum hubungan bilateral dalam bidang keamanan serta mendorong hubungan militer kedua negara untuk menjalin kerja sama di bidang keamanan bilateral dan kawasan. "AS melihat Indonesia sebagai pemain di kawasan yang bisa diandalkan untuk diajak membangun kawasan Asia yang aman serta dalam memerangi terorisme," ujarnya. Bagi AS, kawasan yang stabil, aman, dan tidak bergolak akan menjadi pilar-pilar hubungan yang sehat antara AS dengan negara-negara penting di Asia seperti Cina, Jepang, Korea dan India. Dengan kondisi keamanan yang kondusif, AS akan semakin mudah menjalankan kebijakan luar negerinya dengan tujuan utama meningkatkan ekonomi, pengaruh dan perdagangannya di kawasan. Dubes Sudjadnan melihat makin pentingnya Indonesia di mata AS antara lain dengan dikirimkannya Rumsfeld maupun Menlu Condoleezza Rice baru-baru ini untuk menemui Pemerintah Indonesia.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006