Sejarahnya, masyarakat lama di area itu telah menamai daerah mereka sesuai dengan seringnya gempa yang terjadiBandung (ANTARA) -
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil berbicara tentang penggunaan toponimi sebagai alat bantu mempercepat penanganan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, pada forum The 4th Meeting 2023 United Nations Group of Experts Geographical Name (UNGEGN) di New York, Amerika Serikat.
Ridwan Kamil, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, menuturkan pihaknya mewakili Divisi Asia Tenggara berbicara pada Sesi 3 dengan tema "Strengthening Relationship, Links and Connections in Geographical Names Standardization and Sustainable Development and Pandemic Recovery".
Pada forum itu ia mempresentasikan paparan berjudul "Toponym Usage in Response to the Earthquake Disaster in Cianjur Regency". Toponimi merujuk pada ilmu bahasa yang membahas tentang asal usul penamaan tempat, wilayah, atau bagian lain dari rupa bumi.
Ridwan Kamil mengatakan tahun lalu proyek toponimi Jabar digunakan sebagai alat bantu merespons gempa Cianjur. "Selama itu, sebagai Gubernur saya mencoba untuk melakukan assesment mendalam atas kerusakan yang ditimbulkan gempa, lalu mencari sumber daya untuk melakukan evakuasi penyelamatan dengan cepat," katanya.
Menurut Ridwan Kamil, yang pertama yang diperlukan dalam menangani gempa Cianjur adalah data dan dengan toponimi, data yang terkumpul menjadi lebih cepat.
Baca juga: Gubernur Jabar minta libatkan kepala desa data korban gempa Cianjur
Baca juga: Gubernur Jabar minta libatkan kepala desa data korban gempa Cianjur
"Kami juga dapat membuat data berseri untuk mendistribusikan logistik, dengan mengombinasi semua aspek koordinasi yang penting, menggunakan data toponimi yang sudah dimiliki," ujarnya.
Dengan data rupa bumi dari aplikasi Sistem Informasi RupaBumi atau SINAR, distribusi bala bantuan dan koordinasi situasi kedaruratan sangat cepat dan responsif.
"Sebagai contoh episentrum gempa bumi Cianjur, kampung bernama Cieundeur. Dalam bahasa Inggris eundeur adalah bergetar atau bergoyang," ujar Ridwan Kamil.
Dengan kata lain, masyarakat Kampung Cieundeur telah sangat lama memiliki kesadaran akan gempa bumi dilihat dari nama kampung mereka.
"Sejarahnya, masyarakat lama di area itu telah menamai daerah mereka sesuai dengan seringnya gempa yang terjadi," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat minta warga Cianjur waspada kondisi setelah gempa
Baca juga: Gubernur Jawa Barat minta warga Cianjur waspada kondisi setelah gempa
Desa atau Kampung Cieundeur berada di Kecamatan Warungkondang. Secara geografis Cieundeur hanya 15 kilometer dari Gunung Gede dan berada di sebelah timur Sesar Cimandiri.
Ridwan Kamil menganggap toponimi yang berkembang di Jabar merupakan sumber daya informasi yang berharga dalam manajemen kebencanaan.
"Saya berharap di masa mendatang, data nama geografis berdasarkan kearifan lokal dapat meningkat lebih praktikal lagi. Tidak hanya sebatas penamaan saja, tapi juga membantu pada pencapaian tujuan bersama," katanya.
Paparan Ridwan Kamil mendapat apresiasi dari fasilitator UNGEGN yang menilai penggunaan toponimi yang terintegrasi dalam aplikasi SINAR merupakan contoh yang baik dalam penggunaan data RupaBumi.
Apresiasi juga datang dari Ketua forum UNGEN yang menyebut penggunaan toponimi merupakan langkah penting di tengah kesulitan para pengambil kebijakan dalam menangani bencana.
Baca juga: PBB apresiasi inovasi Ridwan Kamil dalam menata kota
Baca juga: PBB apresiasi inovasi Ridwan Kamil dalam menata kota
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023