Dari sisi eksternal, indikasi bahwa bank sentral AS The Fed akan mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga tahun ini sudah terlihat jelas. Meskipun masih jauh di atas target 2 persen, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS terus berada dalam tren me
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate sebesar 5,75 persen sepanjang sisa 2023.
“Dari sisi eksternal, indikasi bahwa bank sentral AS The Fed akan mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga tahun ini sudah terlihat jelas. Meskipun masih jauh di atas target 2 persen, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS terus berada dalam tren menurun,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis.
Menurutnya The Fed akan menahan suku bunga acuannya sebesar 5,25 persen hingga akhir 2023 sebelum memberikan sinyal untuk mulai melakukan pemangkasan.
Baca juga: Fed naikkan suku bunga, buka pintu jeda dalam siklus pengetatan
The Fed dipandang akan terlebih dahulu menilai dampak kenaikan FFR yang agresif sejak 2022 terhadap kondisi sektor riil ekonomi AS, termasuk inflasi dan tingkat pengangguran, sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga. Hal tersebut karena terdapat keterlambatan transmisi suku bunga acuan ke pasar, termasuk ke sektor riil.
“Namun, tekanan dari pasar terkait peluang pemotongan FFR pada paruh kedua tahun 2023 semakin meningkat karena sistem perbankan AS terus berada di bawah tekanan berat, menyusul runtuhnya First Republic Bank,” katanya.
Dari dalam negeri, Faisal memandang inflasi akan terus menurun dan mencapai kisaran target 2 sampai 4 persen secara tahunan pada akhir semester I 2023 atau lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Baca juga: ECB akan naikkan suku bunga untuk ke-7 kalinya dalam melawan inflasi
Sementara itu, surplus perdagangan mulai menyusut menjadi 2,91 miliar dolar AS karena penurunan kinerja ekspor menyusul pelemahan pertumbuhan ekonomi global.
“Secara keseluruhan, kami tetap memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen hingga sisa tahun 2023 dengan tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global ke depan yang masih penuh dengan ketidakpastian,” katanya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023