London (ANTARA) - Rusia pada Rabu menuduh Ukraina menyerang Kremlin dengan drone sepanjang malam untuk membunuh Presiden Vladimir Putin, kata kantor berita resmi RIA.

Moskow menganggap serangan itu "aksi teroris yang terencana" dan berhak melancarkan pembalasan, kata RIA lagi.

Disebutkan bahwa dua drone atau pesawat tak berawak telah digunakan untuk menyerang kediaman Putin di Kremlin, pusat pemerintahan Rusia, tetapi serangan itu digagalkan oleh pasukan keamanan setempat.

Putin tidak terluka dan tidak ada kerusakan bangunan di Kremlin, kata pemerintah Rusia.

"Kremlin menilai tindakan ini aksi teroris yang terencana dan percobaan pembunuhan terhadap presiden pada malam Hari Kemenangan, Parade 9 Mei," kata RIA.

Baca juga: Menakar efektivitas rencana serangan balik Ukraina dengan PD II

Kantor berita itu melaporkan bahwa Putin tidak mengubah jadwal kerjanya dan bekerja seperti biasa.

"Pihak Rusia berhak mengambil tindakan balasan di mana pun dan kapan pun diperlukan," katanya.

Sebuah video yang belum dipastikan kebenarannya memperlihatkan asap pekat membubung ke udara di belakang Istana Kremlin yang dikelilingi tembok setelah insiden itu terjadi.

Video itu diunggah Rabu dini hari oleh warga sebuah permukiman di seberang Kremlin yang dipisahkan oleh Sungai Mosvka.

Media Rusia, termasuk kanal Telegram milik media militer Zvevda, kemudian ikut menyiarkannya.

Kantor berita Rusia lainnya, TASS, melaporkan bahwa parade Hari Kemenangan 9 Mei akan tetap digelar di Moskow.

Baca juga: Uni Eropa tingkatkan produksi amunisi untuk bantu Ukraina

Sumber: Reuters

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023