Ternate (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), pada 3 Mei 2023, terpantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) alami peningkatan aktivitas kegempaan.
"Kejadian Gempa Vuikanik Dalam umumnya terekam 1 - 2 kejadian per hari. Hembusan asap kawah umumnya teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi 10 — 300 meter di atas puncak, namun saat ini masih berada pada Level II sejak 10 Maret 2015," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan ketika dihubungi, Rabu.
Dia menyatakan kegempaan Gunung Gamalama sejak bulan Januari 2023 didominasi oleh gempa tektonik jauh, gempa tektonik lokal dan Gempa Vulkanik-Dalam (VA).
Menurut dia, Gunung Gamalama sendiri alami erupsi terakhir pada tanggal 4 Oktober 2018 dengan tinggi kolom abu 250 meter dari puncak. Karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan precursor erupsi yang relatif singkat.
Baca juga: PVMBG: Gunung Gamalama berpotensi erupsi freatik
Baca juga: Peneliti PVMBG ungkap sejarah tsunami di Pulau Ternate-Maluku Utara
Pihaknya mencatat, perkembangan terakhir aktivitas Gunung Gamalama hingga 3 Mei 2023 pukul 09.00 WIT di antaranya terjadi peningkatan Gempa Vulkanik-Dalam (VA) sejak tanggal 1 Mei 2023.
Pada tanggal 1 Mei 2023 terekam 11 kali Gempa Vulkanik Dalam dan pada tanggal 2 Mei 2023 terekam 14 kali Gempa Vulkanik Dalam. Pada tanggal 3 Mei 2023 pukul 00.00 — 09.00 WIT terekam 5 kali Gempa Vulkanik-Dalam, 1 kali Gempa Vulkanik-Dangkal, 5 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Low Frekuensi, dan 5 kali Gempa Tektonik Jauh.
Selain itu, aktivitas hembusan kawah tanggal 1 — 3 Mei 2023 teramati hembusan asap kawah putih tipis dengan tinggi 50 — 100 meter. Angin lemah-sedang ke arah, barat, baratdaya, utara dan timur laut.
Hendra Gunawan menyatakan secara umum aktivitas Gunung Gamalama sejak tanggal 1 hingga 3 Mei 2023 pukul 09.00 WIT, cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa vuikanik dalam dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.
Kendati demikian, pada kondisi seperti itu dan mengingat karakteristik precursor erupsi Gunung Gamalama, maka potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi.
Selain itu, hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 03 Mei 2023 pukul 12.00 WIT, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih tetap pada level II.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan/mendekati pada radius 1.5 km dari kawah/puncak dan pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar.*
Baca juga: PVMBG imbau wisatawan waspada saat mendaki gunung api status level II
Baca juga: Mendorong Batu Angus di kaki Gunung Gamalama jadi wisata geopark
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023