Dunia menjadi sangat saling berhubungan dan sifat guncangan ekonomi global tidak akan mendiskriminasi negara manapun.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan multilateralisme merupakan satu-satunya cara bagi dunia untuk bekerja sama mengatasi masalah atau tantangan global seperti pandemi COVID-19, konflik negara, inflasi, hingga perubahan iklim.

Pasalnya, berbagai tantangan tersebut merupakan kejutan yang tidak dapat ditangani oleh satu negara saja. Multilateralisme adalah hubungan internasional yang menunjukkan kerja sama antara lebih dari dua negara atau pihak.

"Dunia menjadi sangat saling berhubungan dan sifat guncangan ekonomi global tidak akan mendiskriminasi negara manapun. Apakah Anda negara maju, berkembang maupun pasar berkembang," ujar Sri Mulyani dalam acara ADB Annual Meeting Governors Seminar 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Oleh karenanya, ia menegaskan pembuat kebijakan di setiap negara harus mendukung multilateralisme. Pembuat kebijakan harus percaya pada multilateralisme dengan prinsip kerja sama sebagai fondasi utama.

Kemampuan suatu negara untuk bekerja sama akan menjadi bagian terpenting, sehingga menjadi dasar kebijakan atau politik suatu negara.

Dalam konteks tersebut, suatu negara akan melihat penerapan multilateralisme aktual yang ada di dunia. Adapun Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) merupakan salah satu contoh praktik multilateralisme dengan cakupan negara-negara di Asia.

Selain itu, lanjut Menkeu, terdapat pula Bank Dunia, Bank Pembangunan Afrika, Bank Pembangunan Amerika Latin, Bank Pembangunan Amerika, Bank Pembangunan Islam, dan lain-lain, yang juga merupakan aplikasi dari hubungan multilateralisme.

"Agar multilateralisme ini berhasil, kemampuan, instrumen, dan sumber daya harus bisa diciptakan untuk membantu negara anggota mencapai atau mengatasi masalah tersebut. Tetapi agar multilateralisme dapat bekerja secara efektif, pemerintahan harus memiliki kepercayaan dan keyakinan," katanya pula.

Dengan demikian, dirinya berpendapat sangat penting bagi pemerintahan di suatu negara untuk menjadi efektif, dengan tata kelola yang diterima dengan cukup sah, sehingga multilateralisme dapat beroperasi secara efektif.

Indonesia merupakan anggota dari beberapa lembaga multilateral, baik sebagai pemegang saham maupun peminjam, dengan memainkan peran yang positif dan konstruktif.

Sebagai negara anggota, Indonesia juga memiliki pengalaman pembangunan yang dapat dibagikan dengan negara lain karena lembaga multilateral tidak hanya tentang pembiayaan. Tetapi, pengetahuan dan pengembangan pengalaman juga merupakan bagian penting.

"Ini akan membuat negara di dunia bisa bekerja sama tentang bagaimana kita bisa melihat pengalaman negara lain dan bagaimana kita bisa belajar lebih cepat, sehingga kita tidak akan memulai dari awal," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pula.
Baca juga: DK PBB akan gelar debat reformasi multilateralisme pada Desember 2022
Baca juga: ASEAN+3 perbarui pedoman Chiang Mai Initiative Multilateralisme

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023