...akibat praktik penebangan liar.
Mataram (ANTARA News) - Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Nusa Tenggara Barat H Abdul Hakim menilai kondisi hutan lindung di Kabupaten Lombok Utara cukup memprihatinkan akibat praktik penebangan liar.
"Kondisi hutan kritis akibat penebangan liar itu menjadi penyebab utama bencana tanah longsor yang menerjang permukiman penduduk dan kawasan Pusuk beberapa hari lalu," katanya di Mataram, Senin.
Bencana longsor terjadi di Dusun Jeruk Manis dan Dusun Teluk Nare, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, pada Selasa (1/1).
Akibat bencana alam tersebut, sebanyak 215 kepala keluarga (KK) atau 600 jiwa terpaksa diungsikan dari lokasi permukimannya ke tempat yang lebih aman.
Bencana longsor pada hari yang sama juga terjadi di kawasan hutan Pusuk, Kabupaten Lombok Utara.
Akibat longsoran tanah disertai material batu tersebut, jalur jalan dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB ke Tanjung, ibu kota Kabupaten Lombok Utara yang melintasi kawasan hutan Pusuk tertutup tanah longsor sejak Selasa (1/1) malam.
Menurut Hakim, praktik penebangan kayu hutan secara liar di Kabupaten Lombok Utara sudah terjadi puluhan tahun lalu, namun sejak dua tahun terakhir ini sudah mulai berkurang.
Hutan Pusuk seluas 48 ribu hektare itu masuk dalam kawasan hutan Rinjani Barat. Kondisinya sudah cukup memprihatinkan, sehingga butuh perhatian serius semua pihak, tidak hanya pemerintah.
Selama 2012, kata Hakim, pihaknya sudah menangani delapan kasus penebangan liar di kawasan tersebut. Berkas perkara kedelapan kasus itu siap untuk yang dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan.
Upaya itu sebagai bentuk ketegasan penegakan hukum terhadap tersangka penebangan kayu hutan secara liar.
"Berbagai fakta itu cukup menjadi bukti bahwa bencana longsor yang seringkali terjadi ketika musim hujan murni disebabkan oleh menurunnya fungsi hutan," ujarnya.
Menurut dia, dalam rangka meminimalkan terjadinya bencana longsor di kawasan hutan Rinjani Barat, termasuk di kawasan Hutan Pusuk, pihaknya sudah melakukan penghijauan bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Jenis pohon yang ditanam seperti pohon kayu putih seluas 530 hektare serta karet seluas 600 hektare.
"Beberapa jenis kayu lainnya juga yang sudah kami tanam di sana, seperti pohon jati, mahoni, durian dan beberapa jenis kayu lainnya yang bisa berdampak terhadap pengembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan," ujarnya.
(KR-WLD)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013