Seorang penderita gangguan rahim, Asi, warga Desa Tumbang Lapan, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng), yang menderita gangguan rahim memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mendapatkan pengobatan gratis.
"Selama proses saya berobat menggunakan BPJS Kesehatan, semuanya berjalan lancar mulai dari periksa di puskesmas sampai saya mendapatkan rujukan ke poli kandungan di rumah sakit," kata Asi di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan selama proses administrasi sampai perawatan tidak ada kendala. Asi belum mendapatkan tindakan operasi karena kondisi kadar Hemoglobin (HB) dalam darahnya belum normal sehingga mendapatkan perawatan pemulihan HB dulu sebelum operasi.
“Sekarang ini saya masih menunggu waktu untuk dilakukan tindakan operasi oleh dokter, sementara belum dapat informasi kapan akan dilakukan operasi karena masih menunggu HB saya normal,” katanya.
Sudah beberapa bulan belakangan ia mengalami gangguan siklus menstruasi. Mulanya tidak merasakan sesuatu yang aneh, tetapi kelainan tersebut terjadi pada bulan-bulan berikutnya, sehingga ia memberanikan diri ke puskesmas.
"Saya coba berobat ke puskesmas dan akhirnya mendapatkan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke poli kandungan yang ada di rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, info dari dokter ada sesuatu di rahim yang harus dioperasi,” katanya.
Baca juga: JKN tanggung penuh biaya cuci darah pasien gagal ginjal di Aceh
Asi telah terdaftar dalam kepesertaan JKN dari segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), karena suami Asi merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) otomatis terdaftar dalam Program JKN.
Selama menjalani proses pemeriksaan, lanjutnya, mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) semuanya bagus dan tidak mengeluarkan biaya tambahan dan prosesnya cepat.
"Kalau berobat di puskesmas, saya termasuk yang sering periksa di sana. Selama ini tidak ada biaya yang saya keluarkan untuk berobat, waktu di puskesmas dan juga di rumah sakit saat ini, semuanya murni menggunakan BPJS (Kesehatan), termasuk untuk obat-obatan, bagi saya ini sangat membantu sekali,” kata Asi.
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya K Hindro Kusumo mengimbau seluruh peserta JKN menjaga status kepesertaan selalu aktif demi kenyamanan dan kemudahan saat mengakses layanan kesehatan.
"Mari kita jaga status kepesertaan JKN kita agar selalu aktif, sehingga apabila kita membutuhkan layanan kesehatan kita tidak akan mengalami kendala. Kita sebagai peserta JKN bisa melihat status kepesertaan JKN kita melalui aplikasi Mobile JKN atau bisa juga melalui kanal layanan Pandawa," ucapnya.
Baca juga: Nenek penderita diabetes gantungkan harapan berobat dengan JKN
"Selama proses saya berobat menggunakan BPJS Kesehatan, semuanya berjalan lancar mulai dari periksa di puskesmas sampai saya mendapatkan rujukan ke poli kandungan di rumah sakit," kata Asi di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan selama proses administrasi sampai perawatan tidak ada kendala. Asi belum mendapatkan tindakan operasi karena kondisi kadar Hemoglobin (HB) dalam darahnya belum normal sehingga mendapatkan perawatan pemulihan HB dulu sebelum operasi.
“Sekarang ini saya masih menunggu waktu untuk dilakukan tindakan operasi oleh dokter, sementara belum dapat informasi kapan akan dilakukan operasi karena masih menunggu HB saya normal,” katanya.
Sudah beberapa bulan belakangan ia mengalami gangguan siklus menstruasi. Mulanya tidak merasakan sesuatu yang aneh, tetapi kelainan tersebut terjadi pada bulan-bulan berikutnya, sehingga ia memberanikan diri ke puskesmas.
"Saya coba berobat ke puskesmas dan akhirnya mendapatkan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke poli kandungan yang ada di rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, info dari dokter ada sesuatu di rahim yang harus dioperasi,” katanya.
Baca juga: JKN tanggung penuh biaya cuci darah pasien gagal ginjal di Aceh
Asi telah terdaftar dalam kepesertaan JKN dari segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), karena suami Asi merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) otomatis terdaftar dalam Program JKN.
Selama menjalani proses pemeriksaan, lanjutnya, mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) semuanya bagus dan tidak mengeluarkan biaya tambahan dan prosesnya cepat.
"Kalau berobat di puskesmas, saya termasuk yang sering periksa di sana. Selama ini tidak ada biaya yang saya keluarkan untuk berobat, waktu di puskesmas dan juga di rumah sakit saat ini, semuanya murni menggunakan BPJS (Kesehatan), termasuk untuk obat-obatan, bagi saya ini sangat membantu sekali,” kata Asi.
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya K Hindro Kusumo mengimbau seluruh peserta JKN menjaga status kepesertaan selalu aktif demi kenyamanan dan kemudahan saat mengakses layanan kesehatan.
"Mari kita jaga status kepesertaan JKN kita agar selalu aktif, sehingga apabila kita membutuhkan layanan kesehatan kita tidak akan mengalami kendala. Kita sebagai peserta JKN bisa melihat status kepesertaan JKN kita melalui aplikasi Mobile JKN atau bisa juga melalui kanal layanan Pandawa," ucapnya.
Baca juga: Nenek penderita diabetes gantungkan harapan berobat dengan JKN
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023