Milan (ANTARA News) - AC Milan meminta otoritas sepak bola untuk mengambil tindakan terhadap rasisme dalam olah raga menyusul kelanjutan kontroversi yang beredar atas sikap "walk-out" Kevin-Prince Boateng, pada Minggu (6/1).

Boateng menjadi sorotan pada pekan lalu berkaitan atas responnya terhadap sorakan rasis dari sekelompok kecil penonton dalam laga persahabatan melawan klub divisi empat Pro Patria. Ia kemudian meninggalkan lapangan pertandingan.

Tindakannya yang diikuti juga oleh rekan-rekan satu timnya, mendapat sambutan dari dunia internasional atas keputusan pemain tim nasional Ghana kelahiran Jerman tersebut.

FIFA belum mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi insiden tersebut, meskipun dalam sebuah wawancara dengan sebuah harian di Uni Emirat Arab pada Minggu (6/1) Presiden otoritas sepak bola dunia tersebut mengatakan sikap Boateng yang meninggalkan pertandingan sebagai sebuah kesalahan.

Baik FIFA maupun UEFA sebelumnya telah melarang para pemain melakukan `walk-out` sebagai bentuk protes.

Sementara, mantan pemain Milan, Clarence Seedorf mengingatkan bahwa keputusan untuk meninggalkan lapangan pertandingan justru berpotensi memperkuat posisi kelompok rasis.

Kekhawatiran Seedorf terjadi ketika dalam sebuah pertandingan di Stadion Olympico Roma sekelompok kecil pendukung Lazio membuat suara-suara menyerupai monyet yang ditujukan kepada penyerang Cagliari asal Kolombia, Victor Ibarbo.

Meskipun sorakan dan nyanyian mayoritas pendukung di stadion menenggelamkan cemoohan tersebut, Direktur Umum Cagliari, Francesco Marroccu terpaksa menginformasikannya kepada ofisial pertandingan.

Wasit bahkan menunda pertandingan sejenak untuk berbicara dengan kapten kedua tim dan menyampaikan peringatan kepada para penonton bahwa laga akan dihentikan apabila sorakan rasis berlanjut.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Lazio, namun insiden tersebut berpotensi mengancam reputasi mereka terkait pengaturan terhadap para penonton yang jauh dari simpatik.

Pada awal musim Lazio juga sempat didenda atas sorakan rasis yang dilakukan para penonton dalam laga Liga Europa melawan Tottenham Hotspurs, klub dengan perkiraan jumlah pendukung dari kaum Yahudi terbanyak di Liga Inggris.

Seusai menyaksikan siaran televisi pada Sabtu (5/1), Boateng mengatakan dalam akun twitternya, "Sedih menyaksikan ada sorakan rasis hanya dua hari setelah @KPBofficial memimpin #ACMilan meninggalkan lapangan pertandingan akibat perbuatan serupa, sangat menyedihkan!!"

Presiden Lazio, Caludio Lotito mengklaim pihaknya telah bekerja keras untuk mencegah perbuatan semacam itu dilakukan para suporter sejak mengambil alih klub, namun tidak bisa menjamin setiap tindakan mereka.

"Lazio selalu disebut-sebut sebagai klub rasis, sebuah anggapan yang salah. Kami memiliki beberapa pemain berkulit hitam di dalam tim," kata dia.

"Meskipun demikian kami tidak bisa mengendalikan setiap tindakan individual para suporter. Saya bahkan tak bisa menugaskan satu petugas keamanan untuk setiap suporter, ketika ada 30.000 orang di dalam stadion," ia menambahkan.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013