Para nelayan maupun nahkoda kapal untuk tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,
Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau para nelayan atau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir pesisir (rob) di wilayah Nusa Tenggara Barat.
"Waspada potensi banjir rob di wilayah Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat," kata rrakirawan BMKG Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Kadek Katriavi Karlina dalam keterangan tertulis di Mataram, Rabu.
BMKG menyatakan, adanya fenomena fase bulan purnama pada tanggal 5 Mei 2023 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum. Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, salah satunya di wilayah NTB.
Potensi banjir pesisir (rob) ini berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
"Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," katanya.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang setinggi 2 meter lebih di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat.
"Waspada dampak potensi gelombang di wilayah NTB," katanya.
BMKG juga menyatakan, kecepatan angin mencapai 27 knot dengan potensi tinggi gelombang di atas 2 meter lebih di selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan selat Sape bagian selatan dan Samudera Hindia di selatan Nusa Tenggara Barat.
"Warga yang ada di pesisir pantai wilayah NTB agar tetap waspada terhadap dampak gelombang," katanya.
Di wilayah Samudera Hindia di selatan NTB, kecepatan angin mencapai 27 knot lebih dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter lebih, sehingga para nelayan atau Nahkoda kapal untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan NTB.
"Para nelayan maupun nahkoda kapal untuk tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," demikian Kadek Katriavi Karlina.
Baca juga: Banjir rob di NTB rusak 115 rumah
Baca juga: BNPB: Rob rendam 50 rumah dan 280 petak tambak warga Bima
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi banjir rob pesisir NTB jelang Imlek 2023
Baca juga: Ratusan warga Mataram yang dievakuasi akibat banjir rob kian membaik
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023