Tianjin, China (ANTARA) - Setelah merasakan keseruan bermain go-kart di lintasan balap layaknya adegan film "The Fast and the Furious", Jack Chan lantas menikmati liburan ala "Roman Holiday" di sebuah distrik bisnis bergaya Italia di Kota Tianjin, China utara.

Chan, yang berasal dari Singapura, telah tinggal di China selama 20 tahun. Pekerjaannya mengharuskannya melakukan perjalanan antara Beijing dan Tianjin secara berkala.

"Saat waktu senggang, saya selalu mengunjungi distrik bisnis Florentia Village di Tianjin, yang berlokasi di dekat Beijing, untuk berbelanja dan menikmati hiburan. Tempat ini menawarkan lebih banyak pilihan konsumsi dan pengalaman baru bagi saya," ujar Chan.

Dengan lebih dari 300 merek internasional, beragam skenario konsumsi hiburan yang imersif, dan pemandu wisata yang cakap, distrik bisnis tersebut mendapatkan vitalitas konsumsi yang kuat, terutama pada tahun ini.

Sebagai salah satu pusat perbelanjaan utama di Tianjin, distrik bisnis itu menerima lebih dari 1 juta kunjungan konsumen pada Januari, yang merupakan rekor tertinggi. Saat liburan Festival Musim Semi 2023 saja, area tersebut mencatat 300.000 kunjungan, dengan omzet mencapai 160 juta yuan (1 yuan = Rp2.133).

Howard Li, Ketua Dewan dan CEO Waitex Group, salah satu investor utama di distrik bisnis itu, mengatakan bahwa perusahaannya berencana menambah lebih dari 30 proyek, dengan total investasi mencapai lebih dari 10 miliar yuan pada tahun ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tianjin telah mengadopsi sejumlah langkah konkret guna meningkatkan pengalaman konsumen, menambah pasokan barang dan jasa selama 24 jam, serta terus menaikkan tingkat kepuasan, kemudahan, dan kenyamanan konsumen.

Sun Jiannan, Direktur Komisi Perdagangan kota tersebut, mengatakan bahwa Tianjin diperkirakan akan menjadi tujuan konsumsi internasional, menghimpun sumber daya konsumsi global dan menarik konsumen di seluruh dunia melalui upaya pembangunan selama bertahun-tahun. ANTARA/Xinhua

Menurut Biro Statistik Nasional China, konsumsi dalam negeri China terus menguat, dengan penjualan retail barang-barang konsumsi meningkat 5,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam tiga bulan pertama tahun ini, mencapai total sekitar 11,49 triliun yuan. Pada Maret saja, penjualan retail melonjak 10,6 persen (yoy).

Pasar konsumsi yang berangsur-angsur pulih memberikan efek limpahan (spillover) yang positif bagi dunia. Sebagai contoh, pulihnya perjalanan masuk (inbound) dan keluar (outbound) China menyuntikkan dorongan baru ke pasar pariwisata global.

Data menunjukkan bahwa jumlah penumpang inbound pada penerbangan internasional Tianjin Airlines meningkat 87,8 persen (yoy) sejak awal tahun.

Pada Juli 2021, Beijing, Tianjin, Shanghai, Guangzhou, dan Chongqing menempati posisi teratas di China dalam hal membangun kota pusat konsumsi internasional.

"Ini merupakan pengalaman belanja satu pintu (one-stop) bagi saya untuk membeli kosmetik, makanan, dan pakaian merek internasional secara bersamaan di kompleks perbelanjaan modern di Tianjin," ujar Nicole Kueh Shian Maun (19), seorang mahasiswi dari Malaysia yang menimba ilmu di Universitas Tianjin.

Baru-baru ini, banyak organisasi internasional telah meningkatkan proyeksi mereka untuk pertumbuhan ekonomi China tahun ini.

Menurut proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), ekonomi dunia akan tumbuh 2,8 persen pada 2023, sementara pertumbuhan ekonomi China akan meningkat dari 3 persen pada 2022 menjadi 5,2 persen pada 2023.

"Pasar konsumen China yang dinamis akan memberikan dukungan penting bagi pemulihan ekonomi dunia," ujar Yu Yongding, seorang pakar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial China (Chinese Academy of Social Sciences).

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023