Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI mengungkapkan tren lowongan kerja di pusat pasar kerja digital masih didominasi jenis pekerjaan yang hanya membutuhkan kemampuan atau skill dasar seperti Microsoft Word.
Sekretaris Ditjen PHI dan Jamsos Kemnaker RI, Surya Lukita mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir akan ketertinggalan terhadap banyaknya lowongan yang membutuhkan kemampuan digital khusus.
“Nah, tinggal kita menganalisa lowongan-lowongan kerja apa saja yang dibutuhkan, lagi tren, dan juga skill seperti apa saja yang saat ini sedang dibutuhkan oleh perusahaan. Ternyata tren pasar kerja saat ini masih didominasi skil-skill yang mendasar. Terkadang viral itu belum tentu kebutuhannya banyak,” kata Surya di Jakarta, Selasa.
Data tersebut merupakan hasil analisa dari kurun waktu Januari hingga Mei 2023. Selain itu, tercatat hampir 60 ribu lowongan pekerjaan yang telah tersedia di pusat pasar kerja Kemnaker dengan transaksi para pencari pekerja yang mencapai 150 ribu orang.
Adapun pusat pasar kerja merupakan program yang diinisiasi Kemnaker pada akhir tahun 2021 lalu. Kemnaker meluncurkan pusat pasar kerja sebagai solusi mengatasi berbagai masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Pada akhir tahun 2021 lalu, Kemnaker meluncurkan pusat pasar kerja yang diklaim sebagai solusi dari masalah link and match dan ekosistem digital ketenagakerjaan dalam menghadapi era 4.0.
"Kita di kementerian ketenagakerjaan telah mengembangkan suatu pasar kerja digital, jadi ada di bawah pusat pasar kerja. Bahkan lembaganya pun kita buat struktur organisasi di Kementerian ini, namanya pusat pasar kerja yang khusus untuk mengembangkan dan meng-capture kondisi pasar ketenagakerjaan di Indonesia," jelasnya.
Saat ini pusat pasar kerja telah dikembangkan menjadi sudah menjadi aplikasi SIAPkerja siap kerja.
Baca juga: Kemnaker: UU Cipta Kerja upaya pemerintah tekan pengangguran
Baca juga: FNPBI minta pemerintah libatkan berbagai pihak dalam perumusan UU
Baca juga: Kemnaker sebut UU Ciptaker dorong kemajuan perekonomian Indonesia
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023