"Keduanya melakukan perlawanan terhadap Tim Densus."

Mataram (ANTARA News) - Lima teroris yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Poso ditembak mati karena melawan saat hendak ditangkap di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Jumat (4/1) malam dan Sabtu pagi, kata Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigjen Pol Mochamad Iriawan.

"Karena melawan, terpaksa ditembak mati," kata Iriawan yang didampingi Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi, kepada wartawan di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, penindakan terhadap lima orang tersangka tindak pidana terorisme yang melarikan diri dari Poso itu berlangsung di dua lokasi di Pulau Sumbawa, NTB.

Lokasi pertama, katanya, di kawasan perbatasan antara Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, namun masih dalam wilayah administrasi Kabupaten Dompu, tepatnya di Mangge Nae.

Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) melakukan penggerebekan di Mangge Nae, pada Jumat (4/1) sekitar pukul 18.00 Wita, dan menembak mati dua orang tersangka teroris, masing-masing Roy asal Makkassar dan Baktiar asal Bima, NTB.

"Keduanya melakukan perlawanan terhadap Tim Densus, sehingga terpaksa ditembak mati. Barang bukti yang disita berupa satu unit sepeda motor dan dua unit senjata api laras pendek masing-masing jenis FN dan Revolver," ujarnya.

Selanjutnya, ia mengemukakan, pada Sabtu (5/1) sekitar pukul 06.30 Wita, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggerebekan di tempat persembunyian tersangka tindak pidana terorisme lainnya di Dusun Kendai 2, Desa Bintek, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu.

Dalam penggerebekan itu, tiga orang teroris DPO Poso ditembak mati karena melakukan perlawanan. Apalagi, salah seorang menggenggam senjata api dan memakai jaket bom sekaligus hendak meledakkan bom tersebut.

"Namun, identitas ketiga orang itu belum diketahui karena tidak ada petunjuk identitas ditubuh mereka. Tidak ada kartu apa pun, sehingga masih perlu diidentifikasi oleh tim Densus Antiteror Mabes Polri untuk mengungkap identitas mereka," ujarnya.

Iriawan menyebut barang bukti yang disita dalam aksi penggerebekan di Dusun Kendai 2 itu, berupa bahan-bahan untuk merakit bom, dan tiga buah bom yang siap meledak, namun sudah dijinakkan oleh tim Densus Antiteror.

Hanya saja, seorang tersangka tindak pidana terorisme yang juga DPO Poso melarikan diri dan hingga kini belum ditemukan.

Dengan demikian, dari dua lokasi penggerebekan lokasi persembunyian teroris DPO Poso itu, lima orang ditembak mati, dan seorang melarikan diri.

Kelima jenazah teroris DPO Poso itu sudah diterbangkan ke Jakarta dalam dua tahapan, yakni dua orang pada pukul 14.30 Wita, dan tiga orang lainnya pada pukul 17.00 Wita.

"Kini, kelima jenazah itu sedang disemayamkan di Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta, untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut, terutama mengungkap identitas tiga orang yang belum diketahui itu," ujarnya.

Iriawan mengungkapkan, lima orang tersangka teroris itu merupakan bagian dari tujuh orang teroris DPO Poso yang masuk ke Bima melalui jalur pelayaran dari Makkasar, beberapa pekan lalu.

Dua orang teroris lainnya masih dalam pengejaran, seorang berhasil kabur saat penggerebekan di Kendai 2, Dompu, dan seorang lainnya belum diketahui keberadaannya.

"Keterangan dari tim Densus, semula mereka hendak beraksi di Bima dan Dompu, sehingga dilumpuhkan lebih dulu sebelum rencana aksi itu terwujud," ujar Iriawan.
(T.A058/M026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013